KPK sebut kampus nenjadi titik awal pemberantasan korupsi

id KPK,Wakil Ketua KPK,kampus,pemberantasan korupsi

KPK sebut kampus nenjadi titik awal pemberantasan korupsi

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Fitroh Rohcahyanto saat memberikan Kuliah Umum Antikorupsi di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (8/12/2025). ANTARA/HO-UMY

Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Fitroh Rohcahyanto menyebut kampus sebagai titik awal pemberantasan korupsi karena perilaku tidak jujur yang berakar di lingkungan pendidikan tinggi kerap berkembang menjadi praktik koruptif di kemudian hari.

"Kalau sejak mahasiswa terbiasa mengambil jalan pintas, terbiasa menipu dosen, atau mengandalkan 'backing', maka ketika nanti memiliki jabatan, kebiasaan itu hanya akan membesar skalanya," ujar Fitroh dalam Kuliah Umum Antikorupsi di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, DIY, Senin.

Menurut Fitroh, data Indeks Integritas Pendidikan 2024 menunjukkan skor 69,50 yang menggambarkan masih lemahnya budaya kejujuran di lingkungan akademik.

Kondisi itu diperkuat Survei Penilaian Integritas Pendidikan 2024 yang mencatat 58 persen mahasiswa pernah menyontek, 98 persen perguruan tinggi masih berhadapan dengan praktik ketidakjujuran akademik, serta 43 persen institusi melaporkan kasus plagiarisme yang dilakukan oleh dosen.

Temuan tersebut, menurut Fitroh, menunjukkan bahwa akar persoalan korupsi tidak semata berada pada ranah penindakan hukum, melainkan pada budaya yang dibiarkan berkembang di lingkungan pendidikan tinggi.

"Yang kurang itu bukan ilmunya, tapi kesadaran untuk tidak melakukannya. Kita tahu salah, tapi masih dilakukan," ujar dia.

Fitroh menuturkan bahwa perguruan tinggi harus menerapkan tata kelola yang adil, transparan, dan bertanggung jawab agar menjadi teladan bagi mahasiswa.

Menurut dia, "good university governance" atau tata kelola kampus yang baik merupakan fondasi penting bagi kampus yang bersih dan bebas dari praktik manipulatif.

"Kampus itu bukan hanya tempat belajar teori. Kampus adalah tempat membentuk karakter," katanya.

Selain menjadi pusat pembelajaran nilai antikorupsi, menurut dia, kampus menjadi pusat riset, pusat gerakan antikorupsi, sekaligus rumah bagi para ahli yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam perumusan solusi dan kebijakan.

Selain itu, Fitroh juga menyinggung potensi generasi muda, khususnya Gen Z, yang dinilai mampu mempercepat penguatan budaya antikorupsi.

Ia menilai generasi tersebut memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan keberanian menyuarakan kebenaran ketika dibekali integritas yang kuat.

Karena itu, Fitroh berharap mahasiswa mengambil peran aktif dalam gerakan sosial berbasis kejujuran dan tanggung jawab.

"Kalau lima atau sepuluh saja dari mahasiswa yang hadir benar-benar memegang teguh integritas, itu bisa mengubah negeri ini," ujar dia.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.