Jakarta (ANTARA) - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan Amerika Serikat masih menjadi tujuan tertinggi ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia di pasar global, disusul Swiss, Jepang, Thailand dan Uni Emirat Arab.
“Hal ini menunjukkan kombinasi pasar utama global dan kawasan. Kedepan kita bisa menjadikan Swiss sebagai hub untuk pasar Eropa, Thailand untuk pasar regional, dan Uni Emirat Arab sebagai hub timur tengah,” kata Riefky dalam acara Ekraf Annual Report 2025 di Jakarta, Senin.
Riefky menjelaskan selama periode Januari hingga Oktober 2025, nilai ekspor ekraf ke Amerika tercatat mencapai 8,32 dolar AS. Sementara ekspor ekraf masih terkonsentrasi pada dua subsektor utama yaitu fashion dengan 14,860 juta dolar Amerika, dan kriya sebanyak 11,101 juta dolar Amerika.
Data yang diolah Kemenekraf dari BPS ini merupakan nilai ekspor untuk barang ekraf, dan belum termasuk ekspor jasa. Kedepan Kemenekraf bersama BPS dan Bank Indonesia akan bekerja sama agar jasa ekraf dapat dimasukkan dalam perhitungan ekspor untuk tahun-tahun berikutnya.
“Ini penting karena angka-angka tadi belum termasuk jasa, di jaman digital banyak karya kreatifitas yang juga diekspor melalui platform-platform digital, ini juga untuk dapat tercatat sebagai peta jalan, mendukung sektor ekraf yang berbasis digital dan teknologi,” kata Riefky.
Riefky mengatakan nilai ekspor ekraf secara keseluruhan ditargetkan sebesar 26,4 miliar dolar AS dan pada Oktober 2025 telah tercapai 101 persen dari target atau sebesar 26,68 milar dolar AS. Angka ini juga menunjukkan ekraf berkontribusi sebanyak 11,96 persen dari total ekspor non migas yang merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Tahun 2026, Kemenkeraf ditargetkan dapat mencapai nilai ekspor sebesar 27,85 dolar AS, melalui berbagai program dan aktivasi industri kreatif seperti Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) yang difokuskan untuk pejuang ekraf lokal go global dari 17 sektor ekraf.
Selain itu program Creative by Indonesia untuk meningkatkan identitas brand produk kreatif yang terintegrasi di tingkat internasional, serta Ekraf Hub yang merupakan digital platform untuk berkolaborasi dengan jejaring nasional bagi pelanggan kreatif yang pada akhirnya juga untuk mempersiapkan mereka untuk masuk ke pasar global.
“Kemudian juga untuk ekspor, ada beberapa usulan yang sedang kami susun untuk skema insentif, terutama untuk subsektor fashion, kriya, kuliner, dan penerbitan,” kata Riefky.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Amerika masih menjadi tujuan tertinggi ekspor produk ekraf
