Obat nyamuk semprot bisa basmi tomcat

id semprot serangga tomcat

Obat nyamuk semprot bisa basmi tomcat

Ilustrasi (Foto puskesmasmekarsari.blogspot.com)

Semua kasus tidak ada yang dirawat inap, hanya rawat jalan, dan kondisinya membaik dalam 3-4 hari pascaterapi"

Jakarta (ANTARA Jogja) - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyarankan masyarakat untuk melakukan perlindungan terhadap serangan serangga tomcat dengan menggunakan obat nyamuk semprot yang dijual bebas di pasaran.

"Sebagai upaya pencegahan, kami juga menyarankan kepada masyarakat agar melakukan perlindungan pribadi menggunakan insektisida formulasi aerosol (obat nyamuk semprot) yang dijual bebas di pasaran, asalkan penyemprotannya dipastikan terkena langsung pada hewannya," ujar Tjandra di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pada populasi yang sedikit telah dibuktikan obat nyamuk dan serangga semprot sangat efektif mampu membunuh "Paederus" dan serangga tersebut mati sekitar 30-60 menit setelah terkena insektisida.

Meskipun demikian, Tjandra menekankan bahwa masyarakat tetap harus mengutamakan untuk melakukan 10 langkah penting jika berhadapan dengan serangga yang bisa menyebabkan kulit melepuh itu.

Langkah-langkah itu adalah pertama agar masyarakat tidak memencet serangga agar racun tidak mengenai kulit.

"Masukkan ke plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman," Tjandra mencontohkan.

Langkah kedua disebut Tjandra adalah agar menghindari terkena kumbang itu pada kulit terbuka, ketiga agar mengusahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang masuk.

Langkah lainnya adalah untuk tidur menggunakan kelambu jika di daerah sekitar sedang banyak terdapat serangga itu, dan kelima bila serangga banyak sekali maka dapat juga lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.

Tips keenam adalah jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit, selanjutnya bila kumbang itu berada di kulit maka harus disingkirkan dengan hati-hati dengan meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati.

Langkah kedelapan dikatakan Tjandra adalah untuk melakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur dan jika menemukan serangga agar segera dibunuh dengan menyemprotkan racun serangga. "Jangan lupa, singkirkan serangga dengan tanpa menyentuhnya," katanya.

Selain itu, jika terlanjur bersentuhan dengan serangga, maka diharap untuk segera menaruh bagian kulit di bawah air mengalir dan mencucinya menggunakan sabun.

"Terakhir, masyarakat diharap untuk dapat membersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus," papar Tjandra.

Tim dari Direktorat Jenderal P2PL Kemenkes sejak dua hari yang lalu bersama-sama dengan Dinas Kesehatan setempat telah melakukan kegiatan investigasi untuk penanggulangan lanjutan untuk laporan kasus gigitan serangga tomcat di Jawa Timur yang di antaranya terdiri atas ahli surveilans epidemiologi dan entomologi.

"Semua kasus tidak ada yang dirawat inap, hanya menjalani rawat jalan dan kondisinya telah membaik dalam waktu 3-4 hari paska terapi," ujar Tjandra tentang korban.

Hasil dari investigasi ke lapangan juga menemukan pasien minggu pertama sudah sembuh dan bahwa populasi Paederus sp. dalam kepadatan yang rendah, tiap lokasi hanya ditemukan 10-20 ekor.

Serangga yang akrab disebut tomcat itu juga dikenal sebagai kumbang rove, semut semai atau semut kayap dan banyak menyerang masyarakat di Jawa Timur sejak beberapa minggu terakhir dan juga ditemukan di beberapa daerah lainnya.

Semakin berkurangnya lahan habitat serangga tersebut dan berkurangnya predator alami diperkirakan menjadi salah satu penyebab serangga Tomcat menyerang rumah-rumah penduduk. (A043)