"Pak Raden" diusahakan diberi gaji bulanan

id Pak Raden diusahakan diberi penghasilan

"Pak Raden" diusahakan diberi gaji bulanan

Sujadi "Pak Raden" (Foto antaranews.com)

Jakarta (ANTARA Jogja) - Menteri BUMN Dahlan Iskan berjanji akan mengusahakan penghasilan bulanan untuk Suyadi, pengisi suara Pak Raden dalam film boneka Si Unyil, karena terketuk hatinya ketika mendengar upaya penggalangan dana untuk keperluan berobatnya.

"Saya akan mengusahakan penghasilan bulanannya," ujar Dahlan Iskan dalam pesan elektroniknya kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Dahlan mengunjungi kediaman 'Pak Raden' sekitar pukul 12.30 WIB usai shalat Jumat di Masjid Jami' Al Islam, Petamburan, Jakarta Barat. Ia menceritakan saat tiba di rumah 'Pak Raden', pria berumur 79 tahun ini harus menggunakan tongkat untuk berdiri dan berjalan.

Ia langsung duduk di sebelah Suyadi. Ia juga memandangi dinding yang banyak menggantungkan lukisan hasil karya Suyadi. Selain itu, bos Jawa Pos Grup ini menatap ke ruang depan yang digunakan untuk studio lukisan. Memang, Suyadi tetap melukis sampai sekarang dan masih ada sebuah lukisan yang belum jadi.

Dahlan mengutarakan maksud kedatangannya untuk silahturahmi, setelah banyak muncul cerita mengenai hak cipta boneka Si Unyil beserta lagu-lagu yang mengiringi adegan film boneka Si Unyil.

"Saya tidak akan mencampuri urusan hukum yang terjadi di sekitar hak cipta itu. Tapi, saya ingin mengetahui apa yang bisa dibantu untuk hari tua Pak Raden," tuturnya.

Suyadi hidup sendiri tanpa istri dan anak. Walau tidak memerlukan biaya yang besar, namun Suyadi membutuhkan biaya untuk berobat dan keperluan sehari-hari.

Menyoal kekayaan budaya di Perum Produksi Film Negara, Dahlan menyerahkannya ke lembaga publik yang mampu menyimpan secara abadi. Misalnya, diserahkan ke Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional, dan museum nasional.

"Dengan demikian, warisan budaya seperti film boneka Si Unyil bisa menjadi milik publik dan bisa terawat baik," tuturnya.

PFN juga akan direstrukturisasi setelah warisan budaya tersebut diserahkan kepada lembaga publik.

"Film-film lama itu harus diselamatkan dulu. Dijadikan satu dengan film lama yang tersimpan di arsip nasional," imbuhnya.

(T.KR-SSB)