Sleman (ANTARA) - Badan Gizi Nasional meminta pemerintah kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta menyukseskan program Makan Bergizi "Generasi Maju" untuk mengatasi stunting hingga pemberdayaan masyarakat.
Deputi Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Gizi Nasional Badan Gizi Nasional Mayjen Purn. Dadang Hendrayudha di Sleman, DIY, Rabu, mengatakan sudah meminta komandan distrik militer, bagaimana memberdayakan masyarakat bagaimana mendapatkan memberdayakan masyarakat untuk terlibat menyiapkan bahan baku dalam program.
"Kami kerja sama dengan kementerian lain, TNI dan Polri untuk membangun dapur umum untuk program makan bergizi "Generasi Maju", sehingga semua terlibat," kata Deputi Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Gizi Nasional Badan Gizi Nasional Mayjen Purn. Dadang Hendrayudha dalam uji coba makan siang bergizi SD Muhammadiyah Ambarketawang.
Ia mengatakan, jutaan anak di luar Jawa membutuhkan program makan siang bergizi. Begitu juga keluarga bermanfaat yang memiliki anak membutuhkan program ini.
"Kami saat ini melakukan pembenahan di internal karena Badan Gizi Nasional lembaga non kementerian. Namun, kami berkomitmen menyukseskan program Presiden Prabowo dalam program makan siang bergizi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Food Security Review I Dewa Made Agung mengatakan dampak lain program makan siang bergizi adalah banyaknya pihak yang terlibat dalam pelaksanaan di lapangan.
Ia mengatakan program ini memang bukan program baru. Program ini sudah berjalan di Indonesia sendiri sudah lama memiliki nama yang berbeda-beda, bedanya dengan program makan bergizi gratis yang dilakukan oleh Badan Gizi Nasional adalah menyempurnakan dan program paling inklusif yang ada di Indonesia.
"Semua anak-anak PAUD, TK sampai dengan SMA tidak pilih-pilih kecuali mungkin ada beberapa yang kita harus perhatikan misalnya ada yang alergi itu juga kita harus memperhatikan karena kita harus sesuaikan dengan kondisi anak-anak yang menerima manfaat," katanya.
Made Agung mengatakan untuk menyambut Indonesia Emas 2045 yang tidak kalah penting adalah pendidikan gizi, pendidikan pangan. Indonesia sendiri punya statistik bahwa protein konsumsi yang dikonsumsi oleh masyarakat tergolong rendah.
"Maka dari itu kita tidak bisa bertumbuh hanya pada produk-produk yang memang secara bisnis jadi perlu ada tambahan nutrisi yang mana yang dilengkapi bisa dengan susu. Kita semua tahu bahwa pemenuhan gizi yang baik di usia ini bisa menjadi pondasi untuk mencapai Indonesia Emas 2045," katanya.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Suhirman mengatakan data menunjukkan Indonesia masih memiliki tantangan serius dalam masalah gizi. Berdasarkan Survei Gizi Indonesia 2023, angka preferensi stunting pada balita Indonesia masih berada pada kisaran 21,6 persen pada 2022 dan di tahun 2023 sebesar 21,5 persen.
Percepatan masalah stunting menjadi salah satu fokus Pemda DIY.
"Dalam upaya perbaikan gizi nasional, pemerintah berkomitmen untuk mengatasi masalah gizi sebagai langkah dasar untuk menciptakan generasi penerus kuat dan berpotensi menjadi pula kemajuan bangsa untuk memajukan cita-cita Indonesia Emas di 2045 salah satu asas kita visi Pemerintahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto," katanya.
Ia mengatakan Pemda DIY berupaya membuat strategi komprehensif dan terintegrasi guna memastikan seluruh kebijakan program perbaikan gizi berjalan efektif dan tepat sasaran salah satunya adalah penyediaan akses sangat bergizi sesuai dengan misi pemerintah untuk memberikan akses dan merata terhadap kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Kami berharap program makanan bergizi gratis harus melibatkan kolaborasi pemangku kepentingan terkait untuk dikompromikan, sehingga bisa komprehensif dan terintegrasi," katanya.