BPBD Sleman mengimbau masyarakat waspadai potensi bencana hidrometeorologi
Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengimbau masyarakat di wilayah itu memungkinkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi pada musim hujan saat ini.
"Pada musim hujan bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi seperti angin kencang, banjir dan longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Rabu.
Menurut dia, untuk kejadian angin kencang sering menimbulkan dampak seperti pohon tumbang, atap rumah atau genteng kabur serta bangunan roboh.
"Sebagai upaya antisipasi dampak buruk angin kencang, masyarakat dapat melakukan pemangkasan ranting dan menebang batang pohon yang berbahaya atau rawan. Jika masyarakat melihat ada pohon yang rawan bisa menginformasikan ke BPBD Sleman," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat juga perlu mewaspadai konstruksi bangunan, baik gedung tempat tinggal, perkantoran termasuk juga bangunan papan reklame yang juga berpotensi roboh akibat diterjang angin kencang.
"Untuk bangunan khususnya bangunan joglo harus dipastikan benar bahwa konstruksi dalam keadaan baik dan kokoh, karena joglo maupun limasan yang tanpa dinding sangat rawan jika ada angin kencang," katanya.
Makwan menjelaskan, sejak awal musim hujan pada pertengahan Oktober hingga minggu kedua November bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon (kecamatan) di Sleman, yang mengakibatkan total ratusan pohon tumbang dan puluhan bangunan atau rumah mengalami kerusakan.
"Bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon, mulai dari Kapanewon Prambanan, Depok, dan Kalasan di Sleman timur, Kapanewon Turi, Tempel dan Pakem di Sleman Utara sampai di Kapanewon Moyudan dan Minggir di Sleman Barat," katanya.
Ia mengatakan, selain melakukan pemangkasan ranting dan pemotongan pohon rawan, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana banjir dan genangan air saat turun hujan deras.
"Sebagai antisipasi masyarakat dapat membersihkan saluran air hujan, dan saluran-saluran yang tertutup sampah, dan juga tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk juga membersihkan aliran sungai agar aliran air lebih lancar," katanya.
"Pada musim hujan bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi seperti angin kencang, banjir dan longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Rabu.
Menurut dia, untuk kejadian angin kencang sering menimbulkan dampak seperti pohon tumbang, atap rumah atau genteng kabur serta bangunan roboh.
"Sebagai upaya antisipasi dampak buruk angin kencang, masyarakat dapat melakukan pemangkasan ranting dan menebang batang pohon yang berbahaya atau rawan. Jika masyarakat melihat ada pohon yang rawan bisa menginformasikan ke BPBD Sleman," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat juga perlu mewaspadai konstruksi bangunan, baik gedung tempat tinggal, perkantoran termasuk juga bangunan papan reklame yang juga berpotensi roboh akibat diterjang angin kencang.
"Untuk bangunan khususnya bangunan joglo harus dipastikan benar bahwa konstruksi dalam keadaan baik dan kokoh, karena joglo maupun limasan yang tanpa dinding sangat rawan jika ada angin kencang," katanya.
Makwan menjelaskan, sejak awal musim hujan pada pertengahan Oktober hingga minggu kedua November bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon (kecamatan) di Sleman, yang mengakibatkan total ratusan pohon tumbang dan puluhan bangunan atau rumah mengalami kerusakan.
"Bencana angin kencang hampir terjadi di seluruh kapanewon, mulai dari Kapanewon Prambanan, Depok, dan Kalasan di Sleman timur, Kapanewon Turi, Tempel dan Pakem di Sleman Utara sampai di Kapanewon Moyudan dan Minggir di Sleman Barat," katanya.
Ia mengatakan, selain melakukan pemangkasan ranting dan pemotongan pohon rawan, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana banjir dan genangan air saat turun hujan deras.
"Sebagai antisipasi masyarakat dapat membersihkan saluran air hujan, dan saluran-saluran yang tertutup sampah, dan juga tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk juga membersihkan aliran sungai agar aliran air lebih lancar," katanya.