Petani Kulon Progo gelar tradisi wiwitan

id tradisi wiwitan

Petani Kulon Progo gelar tradisi wiwitan

Petani Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo, DIY, menggelar tradisi wiwit sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kalangan petani Desa Karangsari dan Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar tradisi wiwit sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen padi yang melimpah.

Perwakilan kelompok tani Suyoto di Kulon Progo, Senin, mengatakan hasil produksi padi di wilayah setempat mencapai 8 ton gabah kering panen per hektare.

"Sebagai wujud sukyukur ini, kami selalu membuat "wiwitan" supaya hasil panen selalu membawa berkah bagi kami dan masyarakat yang memakan beras hasil produksi kami," kata Suyoto.

Ia mengatakan, luasan lahan mencapai 131 hektare dengan ditanami varietas Ciherang. Area sawah ini mendapatkan aliran air dari Waduk Sermo.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan, saat ini petani di Pengasih mengalami kendal yakni adanya jembatan penghunung antara dua desa tersebut rusak parah. Untuk itu, petani setempat meminta pemerintah memprioritaskan pembangunan jebatan tersebut.

Anggota kelompok tani Sabar Raharjo juga berharap pemkab Kulon Progo segera diperbaiki jembatan yang rusak.

Selain itu, ia mengatakan, kelompok tani di dua desa ini baru ada dua unit traktor. Sehingga, sekitar 30 hektare lahan yang belum terjangkau irigasi, karena lokasi yang lebih tinggi dari saluran air yang ada, sehingga diharapkan adanya bantuan pompa air minimal tiga unit serta jangka panjang di bangun embung.

Asisten Daerah (Asda) bidang Pembangunan Nugroho minta kepada kelompok tani untuk membuat proposal pembangunan jembatan sebagai bahan untuk usulan dalam pembangunan.

Namun demikian juga tidak melupakan dari peran anggota dewan sehingga ada kesamaan eksekutif dan legislatif dalam memperjuangkan pembangunan jembatan maupun pembangunan lainnya.

Sedangkan terkait acara wiwit panen padi, Nugroho mengatakan, wiwit merupakan tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang.

Wiwit ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas diberikannya keberhasilan petani dalam menggarap dan menanam padi dengan hasil yang baik dan melimpah, yang merupakan rejeki bagi keluarga petani maupun juga bagi masyarakat luas.

"Prosesi wiwit seperti sekarang ini tentunya juga berkembang mengikuti dinamika kemajuan zaman, karena dengan wiwit bersama seperti ini dapat dijadikan media saling bersilaturrahmi antar petani, selain juga dapat dipergunakan sebagai media saling tukar pengalaman dalam meningkatkan hasil pertanian, serta tetap menjaga rasa kebersamaan dan kegotong royongan," katanya.

Untuk meningkatkan berbagai hasil pertanian, ia mengharapkan petani mencari pengalaman dan referensi yang terkait dengan teknologi maupun rekayasa pertanian.

Sebab, kata dia, dalam pertanian tidak sedikit yang perlu diperhatikan, baik lahan, pengairan, penentuan benih, berbagai perawatan termasuk bagaimana sistem pemupukan, juga tidak kalah pentingnya dalam memberantas hama serta gulma pengganggu.

Dia mengatakan, tanaman padi sudah banyak pilihan varitas yang dapat ditanam oleh para petani. Namun demikian, petani yang telah terhimpun dalam kelompok tani dapat menentukan varitas apa yang akan ditanam, sehingga akan dapat serentak dan sama dalam menanamnya.

Menurut dia, menanam padi secara serentak serta dalam varitas yang sama akan menguntungkan bagi petani, karena lebih mudah memberantas hama, apabila terserang, juga panennya dapat bersamaan sehingga bisa dapat lebih menguntungkan bagi petani pada umumnya.

"Panen padi akan berdampak pada kecukupan pakan ternak, khususnya sapi. Datangnya masa panen seperti saat ini akan memudahkan bagi para petani yang sebagian juga sebagai peternak sapi. Kiranya dengan melimpahnya pakan seperti saat ini bisa meningkatkan hasil peternakan sapi, sehingga petani juga akan mendapatkan keuntungan dari beternaknya, selain dari hasil panen padinya,"katanya.

Petugas Dinas Pertanian DIY Suharto berharap hasil panen padi kelompok tani dapat ditingkatkan lima persen pada tahun 2013, sehingga capai produksi padi Kulon Progo mampu mempertahankan kabupaten dengan tingkat produksi paling tinggi di DIY.

"Hal ini untuk mendukung program pemerintah pusat swasembada beras. Sementara, Dinas Pertanian DIY siap membantu peralatan pasca panen berupa satu unit mesin alat perontok padi dan dua terpal yang diharapkan kehilangan hasil panen dapat di tekan sehingga hasil panen dapat maksimal," katanya.

(KR-STR)