GRIB DIY minta klarifikasi pernyataan ancaman pembunuhan

id grib diy minta

GRIB DIY minta klarifikasi pernyataan ancaman pembunuhan

Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Foto antarayogya.com)

Jogja (Antara Jogja) - Puluhan anggota Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Rakyat Indonesia Baru DIY, Minggu, mendatangi sebuah rumah di Jalan Poncowinatan Yogyakarta untuk meminta klarifikasi atas ancaman pembunuhan yang dialamatkan ke Waljito selaku ketua organisasi sosial kemasyarakatan tersebut di DIY.

"Kami ke mari untuk meminta klarifikasi atas pernyataan bernada ancaman untuk membunuh Waljito yang dilakukan saat aksi di Kantor Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY-Jateng akhir pekan lalu," kata Ketua Dewan Penasihat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) DIY Jensen Maniburi saat memimpin aksi di Yogyakarta, Minggu.

Pada Jumat (18/10), pedagang di luar Pasar Kranggan melakukan aksi di Kantor ORI Perwakilan DIY-Jateng dengan koordinator lapangan Budiman yang selama ini dikenal sebagai pihak yang memberikan perlindungan kepada pedagang di luar Pasar Kranggan Yogyakarta.

Dalam aksinya, pedagang di luar pasar membawa poster yang salah satunya berisi tulisan bernada ancaman seperti yang dimaksudkan oleh puluhan anggota organisasi kemasyarakatan tersebut.

Aksi pedagang di luar Pasar Kranggan ke ORI tersebut dilakukan karena sebelumnya pedagang di dalam pasar melaporkan kepala daerah Kota Yogyakarta ke ORI. Pedagang menganggap pemerintah tidak bisa segera menyelesaikan masalah di Pasar Kranggan yang melibatkan pedagang di dalam dan luar pasar.

Konflik antara pedagang dalam dan luar di Pasar Kranggan telah terjadi sejak tahun lalu. Pedagang di dalam pasar berharap Pemerintah Kota Yogyakarta bisa segera menertibkan pedagang liar di luar pasar. Banyaknya pedagang di luar pasar menyebabkan pendapatan pedagang resmi yang berjualan di dalam pasar berkurang sangat drastis.

Meskipun pada pertengahan 2012 sudah ada kesepakatan mengenai pembatasan jam berjualan pedagang di luar pasar maksimal pada pukul 07.30 WIB, namun konflik masih tetap belum terselesaikan hingga saat ini.

"Kami tidak ingin mencampuri masalah yang terjadi antara pedagang di dalam dan di luar pasar. Namun, ancaman tersebut dialamatkan kepada ketua kami, sehingga kami pun harus melakukan klarifikasi. Apa maksud dari ancaman itu," katanya.

Sebagai sebuah organisasi, lanjut dia, GRIB tidak memiliki kewenangan apapun untuk mencampuri masalah yang terjadi di Pasar Kranggan. "Hanya saja, ada beberapa anggota kami yang juga merupakan pedagang di Pasar Kranggan," katanya.

Ia mengharapkan, Pemerintah Kota Yogyakarta bisa segera menyelesaikan masalah yang terjadi di Pasar Kranggan sehingga konflik yang terjadi antara pedagang di dalam dan di luar pasar bisa segera diselesaikan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.

Selama aksi, puluhan anggota GRIB tersebut sempat akan mendobrak pintu masuk kediaman Budiman, namun niat tersebut dapat diredakan oleh petugas kepolisian yang berjaga.

Setelah melakukan orasi dan meminta Budiman keluar dari rumahnya selama sekitar satu jam, puluhan anggota organisasi sosial kemasyarakatan tersebut kemudian membubarkan diri setelah dijanjikan adanya pertemuan yang difasilitasi polsek setempat.

(E013)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025