Program Bias belum penuhi target

id imunisasi

Program Bias belum penuhi target

ilustrasi (Foto Antara/doc)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pelaksanaan program bulan imunisasi anak sekolah di Kota Yogyakarta belum mampu memenuhi target yang ditetapkan, salah satunya disebabkan kekhawatiran orang tua soal kehalalan vaksin yang diberikan.

"Sejak program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) ini dilakukan, pencapaian sasarannya belum memenuhi target," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Vita Yulia di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, selain kehalalan vaksin, faktor yang menyebabkan pencapaian target BIAS tidak maksimal adalah orang tua yang fanatik terhadap dokter spesialis tertentu sehingga tidak percaya dengan petugas di lapangan.

Vita menjamin, seluruh petugas yang melakukan imunisasi selama program BIAS adalah petugas yang terlatih dan alat suntik pun dijamin steril karena menggunakan alat suntik satu kali pakai.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, target program BIAS pada 2013 adalah 98 persen dari total siswa sekolah yang menjadi sasaran, namun hanya tercapai 96 persen.

Pencapaian target BIAS untuk imunisasi campak tercatat sebanyak 97,45 persen, imunisasi DT untuk siswa kelas 1 baru tercapai 95,3 persen, imunisasi Td untuk siswa kelas 2 tercapai 96,13 persen dan kelas tiga sebanyak 94,5 persen.

Sedangkan pada 2014, target sasaran program BIAS di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 21.914 siswa dari 170 SD, dua MI dan lima SDLB yang terdiri dari 7.221 siswa kelas 1, 7.372 siswa kelas 2 dan 7.321 siswa kelas 3.

Siswa kelas 1 akan menerima imunisasi campak pada Agustus, dan imunisasi DT pada November, sedangkan untuk siswa kelas 2 dan 3 akan menerima imunisasi Td pada November.

"Pada 2015, kami targetkan pencapaian sasaran program BIAS bisa mencapai 99 persen," katanya.

Vita mengatakan, program BIAS sudah dilakukan sejak 1997 karena imunisasi yang diperoleh saat bayi harus diulang saat anak mencapai usia tertentu sehingga sistem kekebalan tubuh tetap terbangun.

Imunisasi ulangan untuk campak dan difteri diberikan agar anak bisa memperoleh perlindungan selama 10 tahun, sedangkan untuk tetanus bisa melindungi anak hingga 25 tahun ke depan. (E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.