Pasar tradisional Yogyakarta diarahkan jadi pasar wisata

id pasar tradisional

Pasar tradisional Yogyakarta diarahkan jadi pasar wisata

Ribuan pedagang meriahkan kirab promo pasar trdisional (Foto Antara-Regina)

Jogja (Antara Jogja) - Keberadaan 32 pasar tradisional di Kota Yogyakarta dinilai sebagai sebuah potensi besar sehingga pasar dapat diarahkan sebagai tujuan wisata, seperti dinyatakan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Kota Yogyakarta, Syaherman.

"Pasar bisa dijadikan tempat tujuan wisata, apalagi pasar sudah memiliki slogan yang sangat bagus yaitu `pasare resik, atine becik, rejekine apik, sing tuku ora kecelik` (pasarnya bersih, hatinya baik, rejekinya bagus, pembeli tidak kecewa)," kata Syaherman di sela kirab Gebyar Promo Pasar Tradisional 2014 di Yogyakarta, Kamis.

Ia menyebut, pedagang pasar sudah melakukan berbagai inovasi guna menarik pengunjung untuk datang ke pasar tradisional, salah satunya dengan menggelar kegiatan Gebyar Promo Pasar Tradisional setahun sekali.

"Hasilnya cukup bagus, ada peningkatan pengunjung dan otomatis ada kenaikan omzet untuk pedagang. Kenaikan omzet bisa mencapai sekitar 15 persen," katanya.

Kirab pedagang sebagai puncak acara gebyar promo yang diikuti tidak kurang dari 2.000 pedagang, dimulai dari Pasar Beringharjo menuju Pasar Ngasem itu juga menjadi bagian dari upaya menjadikan pasar tradisional sebagai pasar wisata di Yogyakarta.

Syaherman mengatakan, selain inovasi, peningkatan kenyamanan pasar tradisional juga perlu diperhatikan. "Kami dari pedagang pun akan berupaya untuk terus menjaga kebersihan pasar dan meningkatkan pelayanan ke pengunjung," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menegaskan bahwa seluruh pasar tradisional di wilayah tersebut sudah siap jika dijadikan sebagai pasar tujuan wisata.

"Kondisi pasar sudah siap. Selama ini pun, pengunjung yang datang ke pasar tradisional tidak hanya bertujuan untuk berbelanja kebutuhan pokok, tetapi ada juga yang bertujuan untuk berjalan-jalan," katanya.

Pasar tradisional seperti Pasar Beringharjo, lanjut Haryadi, bahkan sudah menjadi ikon wisata belanja di Kota Yogyakarta. "Di kalangan wisatawan sudah muncul istilah, belum ke Yogyakarta jika tidak menyempatkan diri berkunjung ke Beringharjo," katanya.

Selain Beringharjo, lanjut Haryadi, masih ada berbagai pasar tradisional lain yang juga layak dijual untuk tujuan wisata seperti Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta dan Pasar Klithikan. "Pasar-pasar tersebut memiliki keunikan dari barang yang dijual," katanya.

Haryadi menambahkan, kegiatan kirab pedagang dari seluruh pasar tradisional adalah ungkapan rasa syukur dan wujud kebersamaan seluruh pedagang.

"Oleh karenanya, kirab sengaja dilakukan dari pasar ke pasar. Pedagang bisa saling mengunjungi dan melihat bagaimana kondisi di pasar lain. Tahun depan pun, kirab dilakukan antarpasar bukan lagi menuju Balai Kota Yogyakarta seperti tahun lalu," katanya.

Di dalam kirab tersebut seluruh pasar tradisional membawa gunungan yang terbuat dari barang dagangan yang ada di pasar tersebut, bahkan pedagang Pasar Klithikan membawa barang-barang yang sudah hangus akibat musibah kebakaran beberapa waktu sebelumnya.

Saat kirab, sempat terjadi insiden yaitu kuda yang ditunggangi Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Rudi Firdaus berontak sehingga ia pun terjatuh dan sempat pingsan namun langsung dapat ditangani tim medis.

(E013)

Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.