Jogja (Antara Jogja) - Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Aristya Setyaningrum meneliti burung curik atau jalak bali dengan bioakustik untuk mengetahui karakterisasi suara burung.
"Dalam karakterisasi, suara merupakan salah satu karakter pembeda antara burung jantan dan betina, karena pada umumnya burung yang memiliki suara yang melodious atau berirama adalah burung jantan," kata Aristya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, penelitian itu bertujuan mengekplorasi variasi suara burung curik bali serta mempelajari perbedaan karakter suara burung jantan dan burung betina.
"Penelitian itu dilakukan karena belum ada data yang menjelaskan mengenai suara burung curik bali secara rinci dan adanya kesulitan dalam menentukan jenis kelamin burung atau yang disebut dengan monomorfisme," katanya.
Ia mengatakan penelitian itu dilakukan di Taman Nasional Bali Barat khususnya di Pusat Pembinaan Curik Bali di Tegal Bunder dan habitat "pascarelease" di Pura Segala Rupek.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan "voice recorder" dengan mode linear. Data rekaman suara yang diperoleh dianalisis menggunakan "software" Avisoft SAS-Lab versi "lite" dihasilkan spektrogram dan nilai kuantitatif penyusun suara meliputi frekuensi, durasi, interval, jumlah frasa, sylable, dan elemen.
Menurut dia, dari penelitian bioakustik itu didapatkan bahwa burung curik bali memiliki 15 tipe suara yang terdiri atas 10 suara panggilan dan lima suara nyanyian.
"Dalam 10 tipe suara panggilan tersebut delapan di antaranya merupakan tipe suara panggilan jantan dan dua sisanya adalah tipe panggilan betina," katanya.
Ia mengatakan pada tipe panggilan jantan 2 memiliki kemiripan dengan tipe panggilan 9 yang dilakukan burung betina, tetapi memiliki perbedaan pada nilai fundamental frekuensi yang berbeda.
Burung jantan memiliki rata-rata nilai fundamental frekuensi yang lebih tinggi daripada individu betina.
Perbedaan karakter suara pada burung jantan dan betina terletak pada variasi suara burung jantan lebih banyak daripada betina serta nilai fundamental frekuensi pada burung jantan rata-rata lebih tinggi daripada burung betina.
"Penelitian itu merupakan penelitian awal dan dasar mengenai bioakustik burung curik bali. Ke depan perlu penelitian lebih lanjut untuk melengkapi data spesies dan mendukung program konservasi dari burung curik bali," katanya.
(B015)
