Warga keluhkan kegiatan musik dan karaoke XT-Square

id xt square

Warga keluhkan kegiatan musik dan karaoke XT-Square

XT Square Yogyakarta (Foto Dok ANTARA/Barikurahman)

Yogyakarta, (Antara) - Warga di sekitar pasar seni dan kerajinan XT-Square mengeluhkan kegiatan musik di malam hari dan keberadaan karaoke di kompleks tersebut karena memberikan kesan negatif meskipun karaoke itu adalah karaoke keluarga.

"Dari luar, karaoke tersebut terkesan menakutkan ditambah isu negatif tentang karaoke itu di masyarakat sehingga membuat tempat tersebut semakin dianggap miring oleh warga, apalagi banyak tamu yang berpakaian tidak sopan," kata Ketua RW 05 Kebrokan Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Ki Sutikno saat melakukan audiensi dengan Komisi B DPRD Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Selasa.

Oleh karena itu, lanjut dia, warga meminta manajemen pasar seni dan kerajinan segera melakukan perbaikan terhadap karaoke tersebut, misalnya dengan mengganti gambar baliho dengan gambar yang menunjukkan bahwa karaoke tersebut adalah karaoke keluarga.

Selain karaoke, lanjut dia, warga juga meminta agar manajemen pasar seni dan kerajinan XT-Square tersebut melakukan pengawasan secara ketat terkait kemungkinan peredaran minuman keras di lokasi itu.

"Kami sangat mengkhawatirkan dampak buruknya kepada masyarakat khususnya ke anak-anak di sekitar pasar seni," katanya.

Secara umum, lanjut Ki Sutikno, warga di sekitar XT-Square menyambut baik keberadaan pasar seni dan kerajinan itu dan warga tidak hanya ingin menjadi penonton.

"Warga ingin ikut meramaikan pasar tersebut dengan berjualan produk makanan atau kerajinan. Tetapi, sewa yang dibebankan kepada pedagang sangat mahal sehingga lambat laun pasar itu tidak berkembang," katanya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Operasional PD Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putra selaku pengelola XT-Square mengatakan, akan melakukan perbaikan terhadap karaoke tersebut.

"Pintu masuk yang sebelumnya terbuat dari kaca kristal akan diganti dengan pintu dari kaca bening. Itu hanya masalah teknis saja dan langsung bisa diselesaikan secepatnya," katanya.

Ia mengatakan, sebelum digunakan sebagai tempat karaoke keluarga, lokasi tersebut adalah zona kuliner namun tidak berkembang dengan baik sehingga dialihfungsikan menjadi karaoke.

Sedangkan Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Nasrul Khoiri berharap manajemen bisa memperhatikan kondisi sosial masyarakat sebelum menentukan langkah pengembangan pasar seni dan kerajinan itu.

"Seluruh kegiatan pasti ada dampaknya, namun manajemen juga perlu memperhatikan potensi dampak sosial kepada masyarakat saat menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan," katanya.

Ia pun berharap, sekat komunikasi antara manajemen dangan masyarakat yang ada selama ini ada bisa terangkat sehingga kedua belah pihak saling mengerti dan mendukung pengembangan pasar seni dan kerajinan itu. ***3***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.