Kulon Progo (Antara Jogja) - Harga udang di tingkat petambak Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kenaikan seiring tingginya permintaan dari berbagai daerah.
Petambak Desa Palihan Edwin di Kulon Progo, Kamis, mengatakan kondisi ini dimanfaatkan petambak yang menjual udangnya yang masih ujuran 200 ekor per kilogram yang dihargai Rp32 ribu.
"Kami panen dini karena takut gelombang tinggi. Kami memanen udang yang baru umur 47 hari karena tingginya harga udang," kata Edwin.
Ia mengatakan panen dini ini juga disebabkan gejala berak putih yang menyerang udang. Saat terserang berak putih, udang tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga akan menyebabkan kerugian.
"Dengan luas lahan 2.000 meter persegi ini kami sudah merugi Rp10 juta. Pada kondisi normal, satu kolam dapat memanen udang sebanyak 3,5 ton atau sekitar Rp300 juta hingga Rp350 juta," kata dia.
Saat ini, lanjut dia, harga udang ditingkat petambak ukuran 200 ekor per kilogram sebesar Rp32 ribu dari sebelumnya Rp28 ribu. Udang ukuran 100 ekor per kg, harganya mencapai Rp49 ribu dari sebelumnya Rp45 ribu.
"Kami tidak mungkin memperbesar udang karena terserang berak putih dan gelombang pasang yang mengancam tambak udang," kata dia.
Berdasarkan pantauan, belasan tambak udang di kawasan muara Sungai Bogowonto terendam air laut akibat gelombang pasang. Hal ini menyebabkan petambak udang merugi.
Salah satu tengkulak atau pengepul udang Syaifudin mengatakan dirinya langganan membeli udang dari petambak Kulon Progo.
Ia menjual udang ke rumah makan besar di Jawa Barat dan Jakarta. Ia mengambil udang dari petambak ukuran 200 ekor dan 100 ekor per kilogram.
"Kami menjual udang ke rumah makan, yang membutuhkan pasokan udang ukuran sedang. Ukuran 200 dan 100 ekor per kg tidak laku diekspor," kata dia.
(U.KR-STR)
