Warga Pundong tolak rencana penutupan jembatan gantung Nambangan

id Warga Pundong tolak rencana penutupan jembatan gantung Nambangan

Warga Pundong tolak rencana penutupan jembatan gantung Nambangan

Warga melintasi jembatan gantung Nambangan, Pundong Kabupaten Bantul, DIY. (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Warga Desa Seloharjo, Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menolak rencana pemerintah setempat menutup akses jembatan gantung Nambangan karena menjadi jalur utama masyarakat sekitar.

"Pemerintah seharusnya lebih memikirkan kebutuhan masyarakat kecil, (jembatan, red.) lebih baik diperbaiki jangan malah ditutup," kata warga Pedukuhan Nambangan, Desa Seloharjo, Hartanti, di Bantul, Senin.

Dia mengatakan warga setempat telah mendapat kabar dari media massa terkait dengan rencana pemkab dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum yang akan memasang spanduk larangan melintasi jembatan gantung Nambangan karena dinilai membahayakan pengguna jalan.

Ia mengatakan penolakan rencana penutupan jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Pundong, yaitu Desa Seloharjo dan Srihardono itu, karena selama ini jembatan menjadi jalur utama warga sekitar yang mayoritas bersepeda dan berjalan kaki.

Warga juga mengakui bahwa pemerintah daerah telah membangun jembatan baru di Soko (sebelah selatan) sebagai jalur alternatif, namun menurut warga bukan sebagai solusi, sebab warga yang menggunakan sepeda dan jalan kaki harus menempuh jarak yang jauh dengan naik turun.

"Nanti kalaupun (jembatan, red.) ditutup pasti banyak warga yang kemudian nekat membuka kembali," katanya.

Fita, warga Nambanga lainnya, mengakui jembatan Nambangan saat ini tidak layak dilalui kendaraan bermotor karena kondisinya, namun karena tidak kunjung ada perbaikan, masyarakat nekat melewati jembatan untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

"Beberapa tahun lalu sempat ditutup oleh pemerintah karena kondisinya bisa membahayakan warga yang lewat, tetapi mau gimana lagi, ini jalan utama, sebenarnya merasa khawatir juga," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Jalan Dinas PU Bantul Budi Sarjono mengatakan kondisi jembatan gantung Nambangan sudah tidak layak digunakan sebagai akses jalan, karena pilar penyangga yang miring dan bergeser sekitar 20 centimeter serta papan kayu atau bantalan jembatan yang hilang.

Ia mengatakan jembatan gantung dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar sekitar satu meter di atas aliran Sungai Oya tersebut, pada sekitar 2011 sudah ditutup dengan palang kayu, namun warga setempat nekat membuka untuk perlintasan.

"Kita sudah lihat langsung kondisi jembatan, untuk sementara waktu jembatan akan dipasang spanduk larangan melintas dan sosialisasi langsung lewat pemerintah desa," katanya.

(T.KR-HRI)