Yogyakarta (Antara Jogja) - Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Amirullah Setya Hardi berharap kebijakan impor garam yang akan ditempuh pemerintah tidak dinilai sebagai solusi akhir dalam mengatasi kelangkaan komoditas itu di lapangan.
"Impor tidak ada masalah untuk menutup kelangkaan. Namun perlu dilanjutkan dengan solusi jangka panjang dengan mendorong nilai tambah produksi petani garam," kata Amirullah di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat.
Menurut Amirullah, terjadinya kelangkaan garam bisa disebabkan dua aspek utama yakni pasokan dan permintaan. Persoalan pasokan, perlu diperhatikan karena di antaranya menyangkut ada atau tidaknya kendala dalam memproduksi garam.
"Kendala produksi bisa disebabkan cuaca, tidak tersedianya teknologi atau sarana prasarana pendukung produksi, atau justru petani yang enggan memproduksi garam karena harga di pasaran terlalu rendah," kata dia.
Sedangkan dari aspek permintaan, menurut Amirullah, juga perlu dipastikan apakah garam dari petani yang diminta oleh konsumen perantara betul-betul digunakan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, atau justru dijual ke luar wilayah yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
"Untuk konteks pasar Indonesia, jika permintaan garam lebih besar dari pasokan, maka perlu diwaspadai," kata dia.
Sebagai negara maritim, menurut dia, cukup ironi ketika kebutuhan garam masyarakat Indonesia justru ditutup dengan mengimpor dari luar negeri. Agar impor tidak menjadi ketergantungan, menurut dia, perlu ditempuh dengan memberikan kemudahan perizinan pemanfaatan lahan serta memberikan insentif untuk mendukung proses produksi para petani garam.
"Memberikan insentif berarti memberikan nilai tambah produksi garam. Dengan demikian kesejahteraan petani garam meningkat, produksi garam bisa terus berkelanjutan dan terhindar dari kelangkaan," kata dia.
L007
Berita Lainnya
BNPB: Diperpanjang hingga 27 Maret 2024, operasi modifikasi cuaca di Jateng
Minggu, 24 Maret 2024 1:40 Wib
Produksi garam di Pantai Sepanjang mencapai 2,2 ton
Rabu, 6 Maret 2024 16:49 Wib
Awas, meski tak asin, makanan instan tetap mengandung tinggi garam
Selasa, 23 Januari 2024 15:08 Wib
Awas, kelebihan garam sebabkan penyakit ginjal kronis
Selasa, 16 Januari 2024 7:22 Wib
Baca, BTOB berpisah hingga integrasi xAI pada X
Selasa, 7 November 2023 7:46 Wib
176,48 ton garam disemai untuk atasi karhutla di Tanah Air
Jumat, 8 September 2023 6:45 Wib
Dokter jantung membagikan kiat diet pasien hipertensi
Senin, 17 Juli 2023 23:29 Wib
Ini tips awet muda Tyo Nugros bekas drummer Dewa 19
Kamis, 9 Februari 2023 0:22 Wib