Pesan keberagaman ala Jokowi dalam Sumpah Pemuda

id Pesan keberagaman ala Jokowi dalam Sumpah Pemuda

Pesan keberagaman ala Jokowi dalam Sumpah Pemuda

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/17)

Jakarta, (Antara Jogja) - Selalu saja ada cara baru ala Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memperingati momen tertentu. Peringatan Sumpah Pemuda yang tahun ini bertepatan dengan tiga tahun pemerintahannya pun tidak menjadi kecuali.

Tepat pada Hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun, Presiden Jokowi menekankan pada tema dan pesan keberagaman.

Sang Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan itu pun tampak sangat ingin menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman di Tanah Air.

Memang dalam banyak kesempatan Wali Kota Soloperiode 2005--2010 dan 2010--2012  itu selalu mengingatkan bahwa Indonesia adalah negeri dengan keberagaman yang sangat besar dan unik.

Ia pun tak ingin kehilangan kesempatan untuk menggunakan momentum peringatan Sumpah Pemuda dengan menyampaikan pesan keberagaman serupa.

Kali ini Jokowi, yang menjadi Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta periode 2012--2014, ingin generasi muda, khususnya kaum milenial di Tanah Air untuk menghargai keberagaman bangsanya namun tetap berkomitmen untuk bekerja bersama.

Presiden secara khusus menyampaikan pesan keberagaman tersebut dalam video berdurasi 40 detik dan menegaskan keinginannya agar Sumpah Pemuda menjadi semangat abadi para pemuda Indonesia, yaitu semangat kerja sama beragam pemuda dengan latar belakang yang berbeda.

"Pemuda Indonesia! Kita tidak sama, kita kerja sama!" Ucapan Presiden Jokowi dalam video tersebut didistribusikan secara luas oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Kepresidenan.

Momentum pesan

Cara Jokowi memanfaatkan momentum untuk menyampaikan pesan terdalam yang menjadi target pemerintahannya hampir selalu bisa diacungi jempol.

Menjelang dan sesaat Sumpah Pemuda, ia pun tak segan menggandeng organisasi-organisasi massa kepemudaan untuk dapat menyampaikan pesan yang ditargetkan pemerintahannya.

Salah satunya, ia secara langsung hadir dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda Pancasila, yang digelar di Hotel Sunan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu malam.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi berharap Pemuda Pancasila dapat menjadi panutan bagi pemuda-pemudi Indonesia dalam menjaga dan mengamalkan ideologi bangsa.

Kesempatan baik yang digunakan Presiden Jokowi untuk menyampaikan pesan keberagaman itu disambut baik oleh berbagai kalangan.

Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPP Generasi Muda Matlaul Anwar (Gema MA) Destika Cahyana mengatakan Jokowi adalah pemimpin yang sangat "concern" terhadap isu keberagaman.

Menurut Destika, di era Jokowi, keberagaman dalam banyak hal mendapatkan ruang-ruang untuk ditoleransi. Bahkan ketika di era presiden-presiden sebelumnya ada kalanya ketika perbedaan justru diupayakan untuk diseragamkan.

Namun, menurut Destika, Jokowi justru mampu membumikan keberagaman pada level kebijakan dan pelaksanaan ketika sebelumnya isu keberagaman masih terkonsep dalam ruang ideologi dan wacana.

Hal itulah yang kemudian mendorong selayaknya Pemerintahan Jokowi untuk diapresiasi dalam hal pengelolaan kemajemukan sebuah bangsa.

Refleksi keberagaman

Dalam sejarahnya Sumpah Pemuda memang merupakan sebuah refleksi tentang betapa keberagaman mampu mendorong bangsa Indonesia untuk bangkit dan berjuang secara bersama-sama.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan sumpah pemuda merupakan titik awal kesadaran kolektif untuk bersatu sebagai bangsa dan negara.

Dahnil mengatakan, 89 tahun silam kala itu para pemuda tidak mengabaikan eksistensi identitas etnis dan agama yang berbeda-beda. Itu karena semangat etnis dan agama justru menjadi jiwa yang mendorong lahirnya kemerdekaan.

Menurut dia, secara filosofis yang dilakukan para pemuda saat itu bukan upaya membentuk keseragaman dalam satu bangsa dan negara, namun justru memperkuat identitas keberagaman sebab dengan mengakui keberagaman itu akan mampu menyatukan.

Dalam pandangan Dahnil para pemuda ketika itu sejatinya mewariskan semangat dialogis yang kuat.

Dialog dalam keberagaman, nalar sehat adalah instrumen utama dalam tatap muka tersebut, sehingga keberagaman dipahami sebagai pemersatu dan kekuatan bukan kelemahan, ditambah para pemuda saat itu memiliki musuh bersama bernama kolonialisme.

Oleh karena itu, ajaran keberagaman yang terkonsep dalam target-target Pemerintahan Jokowi-JK sudah saatnya mendapatkan ruang untuk dukungan.

Penghormatan terhadap keberagaman sejatinya merupakan titik mula kebersatuan sebuah bangsa. Untuk sebuah bangsa yang bersatu dalam keberagaman, maka kesejahteraan merupakan hal yang tak sulit untuk dicapai bersama.
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024