Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menyiagakan tim reaksi cepat untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi menjelang masa pancaroba.
"Menjelang pergantian musim kemarau ke musim hujan BPBD menyaiagakan tim reaksi cepat yang selalu siap kapan saja di sejumlah titik rawan bencana," kata Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Juni Putra Nugraha di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Juni, tim tersebut akan mempercapat arus informasi ke BPBD DIY apabila muncul tanda-tanda penyebab potensi bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem selama pancaroba.
"Misalnya di lereng Gunung Merapi terjadi hujan deras yang berpotensi memicu meluapnya banjir di bawah mereka sudah menginformasikan lebih dulu," kata dia.
Tim reaksi cepat yang disiagakan antara lain di Srunen, kawasan lereng Gunung Merapi, di Samigaluh, Kulon Progo, serta sejumlah kawasan perbukitan di Gunung Kidul.
"Untuk di kawasan rawan bencana di Bantul sudah ditangani penuh oleh SAR Linmas Bantul," kata dia.
Menurut dia, pola kerawanan bencana saat pancaroba tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, seperti Kabupaten Sleman masih cenderung berpotensi banjir lahar hujan dan angin kencang, Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul cenderung pada tanah bergerak atau longsor, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta cenderung pada luapan air sungai dan angin kencang.
Begitu juga dengan titik rawan bencana, menurut dia, juga belum mengalami perubahan seperti di enam kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, yakni Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, dan Nanggulan yang rawan longsor.
Di Gunung Kidul titik paling rawan longsor ada di Kecamatan Gedangsari, diikuti Kecamatan Imogiri di Kabupaten Bantul, dan Kecamatan Prambanan di Kabupaten Sleman.
Menjelang pancaroba, ia berharap masyarakat melakukan upaya mitigasi secara mandiri dengan serta meningkatkan kesiapsiagaan dengan memangkas ranting pohon besar yang sudah tua dan lapuk serta membersihkan drainase dari sampah.
"Kami berharap mitigasi secara mandiri bisa muncul dari masyarakat," kata dia.
