DIY alami deflasi 0,11 persen pada September 2018

id Deflasi

DIY alami deflasi 0,11 persen pada September 2018

Ilustrasi (Foto istimewa)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Pusat Statistik Derah Istimewa Yogyakarta menyebut Kota Yogyakarta mengalami deflasi pada September 2018 sebesar 0,11 persen (month to month/mtm).
       
"Deflasi ini disebabkan indek harga konsumen kelompok bahan makanan yang turun sebesar 1,59 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono di Yogyakarta, Senin.
       
Menurut Priyono, pemicu deflasi pada September 2018 karena dipengaruhi oleh dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni harga komoditas bahan makanan, sayurab dan kelompok transportasi.
       
Ia menyebutkan komoditas pangan yang mengalami penurunan harga di antaranya cabai rawit yang turun 22,54 persen dengan memberikan andil -0,03 persen terhadap deflasi, bawang merah turun 18,94 persen dengan memberikan andil -0,07 persen, serta daging ayam ras turun 13,91 persen memberikan andil -0,15 persen.
       
Komoditas lainnya yang juga mengalami penurunan harga yakni tarif angkutan udara, daun mlinjo, melon, sawi hijau, baju kaos berkerah, kacang panjang, daging kambing, dan kangkung, dan susu untuk balita. 
     
 Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan terjadinya deflasi di antaranya makanan jadi yang naik 0,21 persen, kelompok perumahan naik 0,19 persen, kelompok sandang naik 0,30 persen, kelompok kesehatan naik 0,14 persen, kelompok pendidikan naik 0,92 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,03 persen.
       
Ia mengatakan pada September 2018, deflasi terbesar terjadi di Kota Pare-Pare yaitu mencapai 1,59 persen, diikuti oleh Kota Palu sebesar 1,22 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Tegal, Singkawang, Samarinda, dan Ternate masing-masing sebesar 0,01 persen.