Upacara adat Wonolelo sebar apem 1,5 ton

id Wonolelo

Upacara adat Wonolelo sebar apem 1,5 ton

Ilustrasi (Foto Antara/istimewa)

Sleman (Antaranews Jogja)  - Prosesi puncak upacara  adat Ki Ageng Wonolelo di Dusun Pondok,  Widodomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (19/10) pukul 14.00 WIB akan memperebutkan 1,5 ton apem untuk para  pengunjung.
   
"Event budaya tahunan yang spektakuler ini merupakan penyelenggaraan yang ke 51 kalinya dalam rangka untuk memperingati dan mengapresiasi perjuangan Ki Ageng Wonolelo di masa silam," kata Ketua Umum Panitia Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo Wartono di Sleman, Kamis.
     
Menurut dia, maksud dan tujuan diselenggarakannya upacara adat Saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo adalah untuk mendukung wisata budaya di Kabupaten Sleman pada khususnya dan di DIY pada umumnya.
     
"Selain itu, mengajak generasi muda menggali dan lebih memahami nilai-nilai seni budaya yang adiluhung dan memberikan wahana bagi pertumbuhan kesenian rakyat serta menumbuhkan rasa handarbeni dan kecintaan terhadap seni budaya bangsa sendiri," katanya.
     
Ia mengatakan,  berdasarkan sejarah diceritakan bahwa Ki Ageng Wonolelo yang memiliki nama asli Jumadi Geno merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.
     
"Ia bermukim di Dusun Pondok Wonolelo, memiliki ilmu kebatinan yang tinggi pada masa itu. Karena memiliki ilmu yang tinggi, pernah diutus Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkan terhadap Mataram. Kemudian berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Nama Ki Ageng Wonolelo atau Jumadi Geno semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang berdatangan untuk berguru dengannya," katanya.
     
Wartono mengatakan, sebagai seorang panutan Ki Ageng Wonolelo memiliki ilmu tinggi, Ki Ageng Wonolelo banyak mewariskan berbagai peninggalan yang berupa tapak tilas dan pusaka dan benda keramat lainnya.
     
"Pusaka, jimat dan berbagai benda keramat peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirabkan setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya," katanya.
     
Ia mengatakan, untuk agenda Jumat 19 Oktober 2018 mulai jam 10.00 WIB dipentaskan kesenian jathilan, dan mulai jam 14.00 WIB dilanjutkan dengan puncak Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo yang berupa kirab pusaka, kirab gunungan apem, kirab keprajuritan, dan penyebaran 1,5 ton apem.
   
 "Sedangkan pada malam harinya mulai jam 20.30 sampai 24.00 WIB dipentaskan orkes Melayu (dangdut) di Panggung 1, dan wayang kulit di Panggung 3. Sabtu 20 Oktober 2018 mulai jam 20.30 hingga 24.00 dipentaskan dangdut di Panggung 1, dan pertunjukananeka tari dan kethoprak di panggung 3," katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024