LIPI : penguatan infrasstruktur metrologi kunci persaingan MEA

id Simposium LIPI

LIPI : penguatan infrasstruktur metrologi kunci persaingan MEA

"Pertemuan ASEAN Expert Group on Metrology (EGM) ke-5, Simposium Internasional, Sosialisasi Metrologi serta Workshop Kalibrasi" oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Yogyakarta (Foto Antara/Hery Sidik)

 Yogyakarta (Antaranews JoGja) - Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Mego Pinandito mengatakan penguatan infrastruktur metrologi di Indonesia menjadi kunci menghadapi persaingan di pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
    
Hal itu disampaikan Mego dalam acara 'Pertemuan ASEAN Expert Group on Metrology (EGM) ke-5, Simposium Internasional, Sosialisasi Metrologi serta Workshop Kalibrasi' yang diadakan Pusat Penelitian Metrologi LIPI di Yogyakarta, Kamis.
    
Menurut dia, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan pasar tunggal yang membuka peluang-peluang bisnis baru bagi warga negara ASEAN dimana barang mengalir bebas dari, untuk dan oleh negara-negara ASEAN.
    
"Salah satu aspek terpenting dalam integrasi regional dan pengembangan pertumbuhan ekonomi ASEAN adalah membangun dan menyelaraskan standar pengukuran dan kalibrasi alat produksi barang dan jasa," katanya.
    
Pembentukan MEA, kata dia, memungkinkan negara-negara ASEAN dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Sehingga Indonesia dituntut menghadapi persaingan pasar barang, jasa, dan tenaga kerja yang lebih global.
    
"Beberapa tantangan yang di hadapi bangsa Indonesia dalam keikutsertaan dalam MEA adalah laju peningkatan ekspor dan impor, selain itu persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain seperti Tiongkok dan India," katanya.
    
Oleh sebab itu, kata dia, MEA yang mulai diterapkan sejak awal 2016 perlu dikawal oleh pemerintah untuk memastikan bahwa pasar bebas ekonomi ASEAN itu dapat mendukung pembangunan ekonomi nasional di Indonesia.
    
Lebih lanjut, dia mengatakan, sebagai otoritas nasional bidang pengukuran dan kalibrasi, Pusat Penelitian Metrologi LIPI menjadi rujukan kalibrasi untuk laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi yang ada di Indonesia.
    
"Pusat Penelitian Metrologi LIPI menyediakan pelayanan jasa kalibrasi kepada masyarakat khususnya untuk alat-alat ukur kelas industri dengan lingkup kalibrasi mekanik dan thermo elektrik, seperti dimensi, kelistrikan, massa, akustik dan getaran, waktu, suhu, tekanan, hingga kelembapan," katanya.
    
Selain itu, kata dia, Pusat Penelitian Metrologi LIPI juga melakukan uji banding antar-laboratorium untuk mengevaluasi kinerja laboratorium pengujian dan kalibrasi terhadap kriteria yang telah ditetapkan sesuai kompetensinya.
    
"Sesuai dengan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan uji pengukuran dan kalibrasi saat ini dilimpahkan ke pemerintah kabupaten dan kota sebagai upaya peningkatan potensi daerah," katanya.
    
Mego mengatakan, kegiatan ini merupakan sarana untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan forum untuk para pemegang kebijakan terkait infrastruktur metrologi dalam memberikan pemahaman dan informasi terkait pelaksanaan infrastruktur.
    
"Selain diskusi kegiatan ini juga meliputi workshop kalibrasi bagi para praktisi kalibrasi di laboratorium kalibrasi, pengujian maupun industri untuk memperkaya pengetahuan dari sisi teknis," kata Mego.