Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendapatkan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi Badai Cempaka 2017 sebesar Rp106 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan bantuan disalurkan dua tahap, yakni tahap pertama Rp31 miliar pada 2018 dan tahap kedua Rp75 miliar pada 2019.
"Anggaran berasal dari pemerintah pusat. Pada tahun ini mendapatkan dana tambahan dari rehabilitasi dan rekonstruksi Badai Cempaka sebesar Rp75 milliar," kata Edy.
Dia mengatakan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi akan dimulai pada 2019, dana tersebut untuk pembangunan jembatan, rumah sebanyak 101.
"Nantinya untuk rumah akan dipihak ketigakan dengan demikian akan dibangunkan rumah bertipe 36 yang rumahnya sudah dibangun ya tidak mendapatkan bantuan," katanya.
Ia mengatakan anggaran dana tersebut sudah secara keseluruhan, yaitu untuk keperluan administrasi, belanja kegiatan, sewa alat berat, dan juga logistik. Kemudian ada anggaran yang akan digunakan untuk membangun beberapa jembatan, dan rumah yang rusak akibat bencana banjir. Adapun rehabilitasi dan rekontruksi rumah, jembatan, dam parit (saluran air), tempat pembuangan akhir (TPA).
"Jumlah rumah ada 101 unit, lima jembatan, satu dam parit, satu TPA, satu jalan di Dusun Gupit, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari," katanya.
Edy mengatakan wilayah Gunung Kidul terbanyak menerima anggaran hibah dana rehab rekon. Sebab, paling banyak terdampak Badai Cempaka. Terkait alokasi dana sendiri pihaknya belum bisa mengetahui secara persis, masih menunggu arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kebanyakan dana untuk membangun infrastruktur, sesuai dengan usulan dan prioritas kita ke BNPB," katanya.
Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan dirinya telah menandatangani PHD di Jakarta beberpa hari yang lalu. Selanjutnya mekanisme diserahkan kepala pelaksana BPBD Kabupaten Gunung Kidul.
"Semoga bisa membantu masyarakat yang terdampak bencana," katanya.