Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan media pembelajaran "civic miracle" untuk mendorong siswa berpikir kritis.
"Media pembelajaran itu dirancang untuk siswa kelas XII semester I pada pokok materi 'Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban dalam Perspektif Pancasila'," kata koordinatoor kelompok mahasiswa Atika Arsono di Yogyakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, kata "civic" berarti kewarganegaraan, karena digunakan untuk media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) agar dapat membentuk warga negara yang baik yang mengetahui hak dan kewajibannya.
"Kata 'miracle' berarti keajaiban, karena media pembelajaran itu berbentuk lingkaran yang dapat berputar dan memiliki dua sisi yang masing-masing dapat digunakan," katanya.
Dalam media pembelajaran itu, menurut dia, materi ditampilkan secara ringkas dan jelas. Selain itu, media tersebut mampu mengajak siswa berpikir kritis dan peka dengan menghadirkan contoh gambar-gambar pelaksanaan kewajiban, pengingkaran kewajiban, pemenuhan hak, dan pelanggaran hak.
Ia mengatakan, media itu terdiri atas dua bagian. Bagian pertama terdapat amplop yang berisi submateri tentang Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban dalam Perspektif Pancasila.
Bagian kedua terdapat amplop yang berisi gambar-gambar pelaksanaan kewajiban, pengingkaran kewajiban, pemenuhan hak, dan pelanggaran hak.
"Kelebihan media pembelajaran itu antara lain awet karena terbuat dari bahan utama kayu dan 'banner' sehingga tidak mudah rusak. Selain itu mudah digunakan karena siswa cukup memutar lingkarannya saja," katanya.
Ia menjelaskan, langkah penggunaan media yaitu guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari dan membuat "review" materi Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban dalam Perspektif Pancasila.
Selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk presentasi. Presentasi setiap kelompok terdiri atas dua sesi. Sesi pertama, siswa memutar lingkaran untuk menentukan submateri yang dipresentasikan, submateri berdasarkan amplop yang ditunjuk busur panah setelah lingkaran berhenti berputar.
Sesi kedua, siswa memutar lingkaran untuk menentukan kuis gambar berdasarkan amplop yang ditunjuk busur panah setelah lingkaran berhenti berputar. Langkah terakhir yaitu setiap kelompok harus menentukan kategori gambar yang didapat apakah termasuk dalam pelaksanaan kewajiban/pengingkaran kewajiban/pemenuhan hak/pelanggaran hak.
"Media pembelajaran itu dapat digunakan untuk materi lainnya sehingga guru hanya perlu mengganti isi amplop sesuai dengan materi yang akan diajarkan," kata Atika.
Anggota kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY itu antara lain Ana Devita Cahyani, Falmatul Basiroh, Handhi Setiadi, Febri Athariq, dan Nuri Solekhah Khasanah.
Berita Lainnya
Mahasiswa UNY mengembangkan game tingkatkan kesadaran berlalulintas
Rabu, 13 Maret 2024 23:54 Wib
Mahasiswa UNY memamerkan ratusan teknologi pembelajaran interaktif
Minggu, 7 Januari 2024 3:17 Wib
Bupati Sleman meresmikan GOR senam dan bela diri UNY
Jumat, 8 Desember 2023 22:17 Wib
KPU Kulon Progo memetakan Daftar Pemilih Tambahan di Kampus UNY Wates
Kamis, 23 November 2023 18:44 Wib
UNY selenggarakan Research, Innovation and Industry Expo 2023
Selasa, 14 November 2023 0:04 Wib
Polda DIY menangkap penyebar hoaks kasus kekerasan seksual di UNY
Senin, 13 November 2023 18:34 Wib
IPB inisiasi 10 universitas di Indonesia diskusi pengelolaan bisnis
Jumat, 3 November 2023 6:13 Wib
Kapolri meluncurkan aplikasi Montir Presisi gagasan kelompok difabel
Sabtu, 7 Oktober 2023 21:11 Wib