Elisa Manueke meninggal kecelakaan di Parangtritis, atlet paralayang Hening merasa kehilangan

id elisa manueke, hening paradigma,paralayang

Elisa Manueke meninggal kecelakaan di Parangtritis, atlet paralayang Hening merasa kehilangan

Atlet paralayang Indonesia, Marsma TNI (Purn) dr Elisa Manueke, melakukan lepas landas di Kobarid, Slovenia, dalam kejuaraan paralayang dunia. (HO/PB FASI)

Jakarta (ANTARA) - Atlet paralayang nasional, Hening Paradigma mengaku kehilangan sang senior yang juga rekan satu timnya, yaitu Marsma TNI (Purn) dr Elisa Samson Manueke yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan saat latihan di Parangtritis, Yogyakarta.

Marsma TNI (Purn) dr Elisa Samson Manueke, kata Hening yang dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat, mengatakan sang senior meninggal dunia di RS Sardjito Yogyakarta, Kamis (19/3), setelah menjalani perawatan selama dua pekan.



"Kronologisnya, saat itu beliau latihan paralayang. Setelah selesai berlatih beliau ingin mencoba gantole. Tapi anginnya dalam kondisi cukup susah. Angin dari kiri cukup kencang. Ada turbolensi juga, sehingga kondisi kurang terkontrol," kata Hening.

"Dampak dari kecelakaan itu menyebabkan beliau mengalami trauma di leher, dada dan kepala. Beliau menjalani perawatan hingga meninggal dunia, Kamis (19/3)," kata atlet peraih medali emas Asian Games 2018 itu.

Menurut Hening, gantole bagi Marsma TNI (Purn) dr Elisa Samson Manueke bukan hal yang baru karena sebelum paralayang berkembang, almarhum merupakan atlet gantole. Pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat itu menyebut seniornya itu merupakan atlet multitalent.



"Beliau bukan hanya rekan satu tim, namun juga guru saya dan beliau sudah saya anggap sebagai orang tua. Kita bicara tentang hidup, berlatih paralayang dan itu selalu saya lakukan saat pertandingan," kata atlet berusia 34 tahun itu.

Hening mengaku cukup dekat dengan juara dunia paralayang di nomor ketepatan mendarat di ajang PGAWC IV Slovenia itu, bahkan dirinya pernah sekamar dengan sang senior saat menjalani beberapa kejuaraan. Diskusi terus dilakukan dengan pria yang pernah memegang rekor lintas alam pada 2012 itu.

"Yang luar biasa dari beliau adalah semangatnya, motivasi membagikan ilmunya kepada teman-teman junior. Itu yang banyak berkesan," kata Hening menambahkan.



Meski merasa kehilangan, Hening mengaku tidak bisa menghadiri pemakaman sang senior di Solo, Jawa Tengah hari ini (Jumat, 20/3), karena di kotanya (Bogor) lagi merebak virus corana. Bahkan sang Wali Kota Bima Arya dinyatakan positif COVID-19.

"Yang bikin saya sedih, pengen banget melayat beliau. Tapi saya berada di lokasi pandemi corona. Saya ragu ke sana. Saya khawatir jadi pembawa," kata Hening.

Marsma TNI (Purn) dr Elisa Samson Manueke merupakan salah satu atlet terbaik Indonesia. Pria yang juga pengurus paralayang Jawa Tengah itu beristrikan salah satu mantan atlet paralayang nasional kenyang pengamalan, Lis Andriana. Sang istri juga seorang juara dunia nomor akurasi pendaratan pada 2012, 2013, dan 2014.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024