Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah warga yang mengakses layanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit milik pemerintah daerah di Kota Yogyakarta dengan keluhan atau gejala menyerupai flu pada awal April menunjukkan penurunan jika dibandingkan kondisi serupa pada Maret 2020.
“Terjadi kecenderungan penurunan angka kunjungan warga yang merasa memiliki gejala mirip flu atau gejala COVID-19 yang datang ke puskesmas, RS Jogja atau RS Pratama pada awal April. Mudah-mudahan, ini menjadi indikasi yang bagus,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.
Berdasarkan data, rata-rata kunjungan ke puskesmas, RS Jogja dan RS Pratama pada Februari mencapai sekitar 120 orang per hari, dan meningkat menjadi sekitar 400-500 kunjungan per hari pada Maret, sedangkan pada awal April menurun menjadi sekitar 100 orang per hari. Di Kota Yogyakarta terdapat 18 puskesmas.
Baca juga: Yogyakarta siapkan skenario perkuat protokol cegah penularan Corona
Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta berharap, penurunan jumlah kunjungan tersebut menjadi indikasi yang baik dalam penanganan kasus COVID-19 dan penurunan potensi penyebarannya di Yogyakarta.
“Harapannya, angka ini menjadi indikasi bahwa kasus COVID-19 di Yogyakarta bisa ditangani dengan baik, sehingga kami bisa mulai berhitung untuk analisa kapan kasus ini akan berakhir,” katanya.
Hingga Sabtu (4/4), jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak dua orang, 10 pasien dalam pengawasan dan 163 orang dalam pemantauan.
Meskipun demikian, pada awal April terdapat tiga orang dalam pemantauan yang meningkat statusnya menjadi pasien dalam pengawasan.
“Selama ini, pasien yang dinyatakan positif COVID-19 dan PDP di Kota Yogyakarta selalu berhubungan dengan riwayat perjalanan dari luar kota, termasuk ada yang suaminya pulang dari Jakarta usai mengikuti pertemuan dengan orang banyak,” katanya.
Heroe kembali menegaskan bahwa penanganan kasus COVID-19 membutuhkan kebersamaan dari seluruh pihak dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan secara disiplin, yaitu menjaga jarak fisik, menerapkan etika kesehatan dan kebersihan.
“Rajin mencuci tangan, tidak mengusap wajah utamanya mulut, hidung, dan mata. Tidak bersamalam dan menjaga kebersihan lingkungan, serta isolasi mandiri 14 hari usai bepergian dari luar kota,” katanya.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah jadi enam orang
Dengan penerapan protokol pencegahan penularan yang baik, Heroe optimistis, kasus COVID-19 bisa diatasi dan kondisi sosial serta ekonomi di Kota Yogyakarta bisa kembali berjalan dengan baik.
“Saya kira masyarakat tidak perlu panik dengan ketersediaan bahan kebutuhan pokok karena masih mencukupi hingga tiga bulan ke depan. April ini pun ada tambahan stok,” katanya.