Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan jika belum semua kelompok masyarakat di wilayahnya mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Kita masih melihat beberapa kelompok masyarakat yang nampaknya belum disiplin terhadap protokol. Padahal ini adalah kunci keberhasilan kita," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji seusai rapat koordinasi percepatan penanganan COVID-19 di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Menurut Aji, di tengah pandemi COVID-19, masih banyak masyarakat yang beraktivitas di pasar-pasar tradisional di Yogyakarta dengan tanpa mematuhi protokol kesehatan. Selain tidak menjaga jarak fisik, mereka juga kebanyakan tidak menggunakan masker.
"Tidak sering cuci tangan dan masih melakukan interaksi satu sama lain. Ini hanya salah satu contoh saja di pasar tradisional," kata dia.
Selain itu, kondisi lalu lintas di Yogyakarta juga kini sudah kembali padat. Kondisi itu berbeda dengan saat pertama kali digaungkan imbauan untuk tetap berada di rumah.
"Sekarang kita banyak antre lampu merah. Tempat-tempat untuk jajanan mulai ramai," kata dia.
Melihat kondisi itu, Aji kembali meminta seluruh elemen masyarakat Yogyakarta dapat membantu memerangi COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan yakni tidak melakukan perjalanan, tidak melakukan pertemuan, menjaga jarak, serta tidak berkumpul dalam acara apa pun.
"Sekali lagi kecuali yang sangat penting, mohon tidak keluar rumah dulu. Kalau terpaksa keluar rumah tolong jaga jarak dan menggunakan masker," tegas Baskara Aji.
Total orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di DIY berdasarkan catatan Pemda DIY hingga Ahad (19/4) mencapai 3.692 orang.
Selanjutnya, total pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan tes swab) tercatat 648 orang.
Dari jumlah PDP tersebut, 349 orang di antaranya dinyatakan negatif corona, sembilan diantaranya meninggal, 67 orang dinyatakan positif di mana 27 orang di antaranya sembuh, dan tujuh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 232 orang dengan 14 di antaranya telah meninggal.*
Berita Lainnya
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Pemkab Bantul anggarkan Rp1,19 triliun untuk pengadaan barang dan jasa 2024
Rabu, 31 Januari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib