Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa berbagai tradisi yang menyertai Bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri merupakan bagian penting dari warisan budaya takbenda Indonesia.
Hal itu disampaikan Fadli Zon saat acara Silaturahmi dan Halalbihalal Idul Fitri 1446 H yang digelar Kementerian Kebudayaan di Graha Utama, Jakarta, Selasa (8/4).
“Bulan Ramadhan dan Idul Fitri bukan hanya ibadah, tapi juga tradisi budaya yang sangat panjang di tanah air. Persiapan menyambut Ramadhan hingga tradisi buka puasa bersama, Iftar, adalah bagian dari warisan budaya takbenda kita. Bahkan tradisi Iftar telah diinskripsi UNESCO oleh berbagai negara, Indonesia juga tengah menjajaki langkah serupa,” kata Menbud Fadli Zon dalam sambutannya.
Ia juga menyebut momen setelah Lebaran sebagai kesempatan untuk melakukan “revival” atau kebangkitan semangat kerja dan pengabdian yang baru, namun Fadli tak menutup mata terhadap tantangan global yang dapat memengaruhi sektor kebudayaan, termasuk kebijakan tarif sepihak dari Amerika Serikat yang berdampak lintas sektor.
Di tengah dinamika tersebut, Fadli menekankan pentingnya menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi baru. Ia mengajak para pelaku budaya untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan kolaborasi lintas bidang.
Baca juga: Fadli Zon: Lebaran merupakan tradisi unik di Indonesia
“Cultural capital atau modal budaya kita ini sangat besar yang dapat berkontribusi juga bagi ekonomi budaya dan industri budaya. Kekuatan budaya Indonesia terletak pada keunikannya, mulai dari seni, musik, film, hingga kuliner dan fesyen. Dengan pengelolaan yang tepat, dapat menjadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan,” tegasnya.
Dalam laporan kegiatan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan Bambang Wibawarta menekankan bahwa halalbihalal adalah tradisi yang bukan hanya kaya nilai religius, tapi juga mengandung kekuatan budaya yang menyatukan.
“Halalbihalal menjadi warisan budaya Indonesia yang luar biasa, sebuah tradisi yang mampu merajut kembali benang-benang kebersamaan yang sempat kusut oleh kesibukan dan dinamika pekerjaan kita sehari-hari,” ujar Bambang.
Menbud pun menutup acara dengan ajakan kepada seluruh pegawai di lingkungan kementerian untuk terus peka terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi budaya nasional, khususnya seni dan ekspresi budaya lainnya.
Acara tersebut juga menghadirkan tausiyah kebudayaan dari KH. D. Zawawi Imron, seorang ulama sekaligus penyair terkemuka Indonesia dan dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan, para pejabat eselon, direktur jenderal, staf ahli, serta seluruh pegawai Kementerian Kebudayaan.
Baca juga: Menbud Fadli Zon: Pers tak bisa dipisahkan dari budaya bangsa
Baca juga: Menteri Kebudayaan: Warisan budaya Indonesia paling kaya di dunia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menbud sebut tradisi budaya Ramadhan warisan budaya takbenda RI