Perajin tas rajut di Kulon Progo beralih produksi masker

id Kulon Progo,Kerajinan serat alam,DPRD Kulon Progo,COVID-19

Perajin tas rajut di Kulon Progo beralih produksi masker

Ketua DPRD Kulon Progo melihat produksi kerajinan tas rajut berbahan baku nilon dan serat alam di Bantar Wetan, Banguncipto, Sentolo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Perajin tas rajut berbahan baku nilon dan serat alam di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beralih memproduksi masker, mukena, dan produk lain agar dapat bertahan pada masa pandemi COVID-19.

Salah satu perajin tas rajut "Mar Collection" di Kecamatan Sentolo, Martini di Kulon Progo, Rabu, mengatakan sebelum ada pandemi COVID-19 dirinya memproduksi tas rajut berbahan baku benang nilon dengan jumlah pekerja lebih dari 100 orang.

Namun pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan tas rajut pada titik nol, sehingga dirinya memproduksi masker, mukena, dan sprei berdasarkan permintaan konsumen.

"Permintaan tas rajut sama sekali tidak ada karena Malioboro dan Pasar Beringharjo ditutup. Saya harus berinovasi supaya dapat bertahan," kata Martini.

Martini mengaku pada awal masa pandemi COVID-19 atau sekitar Maret 2020, permintaan masker dalam satu hari bisa mencapai 6.000 lembar. Saat ini, dalam satu hari permintaan berkisar enam lusin atau 72 lembar. Meski permintaan sedikit, dirinya mampu mempertahankan dua penjahit yang membantunya merintis usaha kerajinan tas rajut.

Ia juga melayani pesanan sprei dan mukena sesuai selera konsumen. Ia memasarkan produknya secara daring.

"Kami bekerja sama dengan reseller untuk memasarkan produk sehingga kami tidak kesulitan dalam memasarkan produk kami," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mengapresiasi langkah pemilik "Mar Collection" yang berinovasi memanfaatkan pandemi COVID-19 sebagai peluang usaha. Pada masa seperti ini, semua orang, termasuk pelaku usaha kecil dituntut untuk berinovasi.

"Kami akan membantu mereka untuk mempromosikan produk kerajinan mereka. Kami hanya meminta pelaku kerajinan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk supaya dapat bertahan dan bersaing di pasaran," kata Akhid.

Ia mengatakan DPRD Kabupaten Kulon Progo memiliki komitmen terlibat dalam mempromosikan produk lokal, salah satunya produk kerajinan kepada kalayak umum. Dia juga tidak segan-segan mempromosikan produk lokal kepada tamu yang berkunjung ke DPRD Kulon Progo untuk memborong produk lokal.

"Bela-beli Kulon Progo benar-benar kami lakukan dalam mendongkrak perekonomian masyarakat Kulon Progo," kata dia.

Akhid juga meminta Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo melakukan pendampingan terhadap pelaku UKM dalam persoalan permodalan. Diskop dan UKM bisa membantu program relaksasi kepada perbankan, supaya pelaku UKM yang memiliki kredit di perbankan bisa dijadwalkan pembayarannya.

"Diskop dan UKM harus mendata pelaku UKM yang kesulitan keuangan dan permodalan, khususnya tunggakan di perbankan supaya bisa dijadwal ulang selama pandemi COVID-19," katanya.