Petani Kulon Progo panen bawang merah sistem mulsa seluas dua hektare

id Kulon Progo,Bawang merah

Petani Kulon Progo panen bawang merah sistem mulsa seluas dua hektare

Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo bersama Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa/Kalurahan Karangwuni mendapatkan alokasi bantuan pengembangan bawang merah di lahan surjan seluas dua hektare (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Petani di Kecamatan/Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan panen bawang merah sistem mulsa seluas dua hektare dengan tingkat produktivitas 38,48 ton perhektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2020, Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa/Kalurahan Karangwuni mendapatkan alokasi bantuan pengembangan bawang merah di lahan surjan seluas dua hektare dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.

Penanaman bawang merah dengan sistim mulsa terbukti efektif mengurangi populasi gulma dan efisien dengan jarak tanam rata-rata antara 15-20 centimeter dikali 20 -28 centimeter dengan hasil ubinan dengan sistim mulsa mencapai 38,48 ton per hektare, sedangkan yang tidak menggunakan mulsa didapat hasil 15,46 ton perhektare, sehingga hasil rata-rata ubinan yang diambil di beberapa tempat dan setelah dikonversi mendapatkan hasil 23,63 ton perhektare.

"Kami sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas keberhasilan petani dalam mengelola bantuan pengembangan bawang merah dari pemerintah hingga dapat panen dengan hasil yang memuaskan," kata Aris.

Ia mengatakan kegiatan budi daya bawang merah ini tetap berlanjut pada musim berikutnya dengan tidak menjual seluruh hasil panen dan disisakan untuk dijadikan benih bawang merah pada musim tanam berikutnya.

"Kualitas panen sistem mulsa ini sangat bagus, dan bisa digunakan untuk benih selanjutnya. Sehingga bisa menghebat biaya produksi masa tanam selanjutnya. Sisanya bisa dijual atau diolah menjadi bawang boreng supaya tetap memiliki nilai jual tinggi," kata Aris.

Sementara itu, Anggota DPRD DIY Sudarto meminta petani saat ini harus mulai berlatih manajemen pertanian. Hal ini bertujuan agar petani lebih efektif mengelola hasil panen yang telah diperoleh dan menyisihkan sebagian hasil yang telah diperoleh untuk modal tanam berikutnya.

"Kami juga meminta petani tetap menjaga kelestarian lahan surjan yang ada karena merupakan salah satu keistimewaan lahan pertanian yang ada," katanya.

Ia juga juga menyampaikan agar petani, kelompok tani serta dinas-dinas dan instansi terkait selalu berdialog dan berkoordinasi demi kemajuan pertanian di Kulon Progo.

"Menjalin komunikasi yang bagus juga menjadi kunci keberhasilan inovasi pertanian dan jaringan pemasaran hasil panen," katanya.

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meminta Dinas Pertanian dan Pangan mendampingi petani dalam menangani hasil panen. Jangan sampai harga hasil panenan anjlok. Dinas juga perlu memberikan pelatihan pengolahan hasil panen, seperti bawang merah. Sehingga saat harga bawang merah anjlok, petani tidak mengalami kerugian.

"Pelatihan pengolahan bawang merah sangat dibutuhkan, sehingga hasil panen tidak hanya dijual dalam wujud asli, tapi harus memiliki nilai jual tinggi," katanya.

Ia mengatakan sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kulon Progo, sehingga petani harus mulai melek teknologi dan perlu adanya modernisasi pertanian. Saat ini, tenaga sektor pertanian mulai berkurang, sehingga perlu adanya modernisasi sektor pertanian.

"Dinas Pertanian dan Pangan secara bertahap harus membawa sektor pertanian yang tradisional menjadi sektor industri, supaya sektor pertanian tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat," katanya.