Warga Kotabaru Yogyakarta menjalani isolasi mandiri dipantau ketat

id isolasi mandiri,covid-19

Warga Kotabaru Yogyakarta menjalani isolasi mandiri dipantau ketat

Anggota Brimob Polda D.I Yogyakarta menyemprotkan disinfektan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/9/2020). Penyemprotan itu untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Malioboro menyusul meninggalnya seorang pedagang kaki lima (PKL) Malioboro yang dinyatakan positif COVID-19 pekan lalu. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nz)

Yogyakarta (ANTARA) - Sejumlah pasien terkonfirmasi positif dari penularan kasus COVID-19 di Kotabaru Yogyakarta diketahui tidak menunjukkan gejala apapun sehingga menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan ketat dari wilayah.

“Ada tiga warga yang saat ini menjalani isolasi mandiri di Kotabaru. Warga tidak hanya memastikan bahwa isolasi mandiri dilakukan secara disiplin sesuai protokol kesehatan tetapi juga bergotong royong memenuhi kebutuhan warga yang menjalani isolasi,” kata Ketua RW 3 Kotabaru Bagus Sumbarja di Yogyakarta, Kamis.

Hingga saat ini, lanjut dia, dari hasil gotong royong warga sudah terkumpul dana sekitar Rp3 juta untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Saya kira, seluruh warga memberikan perhatian yang baik kepada warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Secara keseluruhan, kondisi di  pun cukup kondusif,” katanya yang juga meminta warga tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Sedangkan untuk potensi penularan ke warga yang memiliki kontak erat, Bagus mengatakan seluruh ketua RW di Kotabaru baru saja menjalani uji usap di Puskesmas Gondokusuman II pada Kamis (10/9).

“Jadi, belum ada Ketua RW di Kelurahan Kotabaru yang terpapar COVID-19 karena uji usap (swab) baru dilakukan hari ini,” katanya.

Selain itu, Bagus juga ingin memberikan koreksi terhadap data yang sempat disampaikan oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 terkait tanggal meninggalnya pasien positif COVID-19 di Kotabaru.

“Warga berusia 81 tahun itu tersebut meninggal dunia pada 21 Agustus, bukan pada 26 Agustus seperti yang disampaikan oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19,” katanya.

Ia juga memastikan bahwa keluarga dari warga yang meninggal dunia tersebut tidak menerima tamu dari Jakarta seperti yang sempat dinyatakan Gugus Tugas Penanganan COVID-19.

Hingga saat ini, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta belum menyebutkan bahwa kasus penularan di Kotabaru sebagai sebuah kluster baru.

“Kami tunggu hasil tracing secara lengkap. Jika penularan bertambah banyak, maka baru dapat dikatakan sebagai sebuah kluster,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Berdasarkan catatan dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta, dari kasus di Kotabaru yang diawali dari keluarga pasien yang meninggal dunia tersebut diketahui sudah ada sembilan kasus terkonfirmasi COVID-19.

Sebelumnya, Heroe mengatakan, akan menjadikan kasus penularan di Kotabaru tersebut untuk menguji apakah terjadi community transmission di Kota Yogyakarta.

“Karena dugaan sumber penularan berasal dari warga yang memiliki aktivitas kemasyarakatan yang cukup tinggi. Kami akan pantau terus bagaimana perkembangannya,” katanya.*

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024