Jakarta (ANTARA) - Dian Sastrowardoyo ikut terlibat dalam film omnibus "Quarantine Tales" yang terinspirasi dari kisah-kisah masa karantina akibat pandemi COVID-19.
Keterlibatan Dian Sastrowardoyo bukan sebagai pemain, melainkan menjadi sutradara dalam salah satu cerita. Ini merupakan pengalaman pertama Dian Sastrowardoyo menjadi sutradara dalam judul film.
"Mungkin bahasanya dicebruin ya. Jadi penulis cuma dalam waktu beberapa minggu selesaikan skrip dengan supervisi tinggi. Habis itu mulai masa pre-production. Pertama kali jadi director, pertama kali bikin story board," kata Dian Sastrowardoyo dalam jumpa pers virtual, Rabu.
Dalam proyek omnibus ini, Dian Sastrowardoyo mengangkat judul "Nougat" yang bercerita mengenai tiga orang kakak beradik yang hanya bisa bertemu melalui virtual.
Dian mengatakan ide cerita itu datang saat masa awal pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang berakibat pada tidak dapat dilakukannya kegiatan berkumpul dalam jumlah besar.
"Di awal PSBB waktu itu kita sulit untuk ketemu dengan teman-teman kita, dengan saudara, bahkan Lebaran kita juga online pakai video call ramai-ramai," ujar Dian Sastrowardoyo.
Dian mengajak penonton menyelami problema kehidupan dari para karakter di ceritanya yang diperankan oleh Adinia Wirasti hingga Marissa Anita.
"Dari perjalanan video call itu kita bisa melihat bagaimana mereka kadang merasa enggak connected, merasa enggak nyambung, mereka enggak bisa lihat langsung mata ketemu mata, sama enggak bisa ketemu fisik," ujar Dian Sastrowardoyo.
"Tapi di satu sisi lewat video call mereka tetap bisa juga temukan koneksi. Jadi ini perjalanan bagaimana keluarga walaupun terpisah tapi masih bisa temukan koneksi," sambungnya.
Bagi Dian, pengalaman pertama menjadi sutradara dalam judul film merupakan hal yang sangat menantang sekaligus menarik. Dia juga mengaku beruntung dalam proyek pertama sebagai sutradara mendapatkan tim yang kuat biasa mendukungnya.
"Aku beruntung di produksi pertama ini aku dapat fantastic actress dan actor," imbuhnya.