Barata 2020 Pramuka Sleman menerapkan protokol kesehatan secara ketat

id Barata pramuka Sleman ,Pramuka kwarcab Sleman ,BPCB DIY ,Pramuka

Barata 2020 Pramuka Sleman menerapkan protokol kesehatan secara ketat

Kegiatan pelepasan kegiatan Pengembaraan Akhir Tahun 2020 Pramuka Kwarcab Sleman. Foto Antara/HO-Humas Pemkab Sleman

Sleman (ANTARA) - Pengembaraan Akhir Tahun (Barata) 2020 Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, di mana peserta, panitia, dan lainnya yang terlibat wajib tes cepat COVID-19.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta Zaimul Azzah melepas secara langsung peserta Barata 2020 Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sleman di kawasan Candi Ijo Prambanan, Selasa.

"Barata merupakan kegiatan pengembaraan bagi Pramuka Penegak usia 16 sampai 20 tahun atau tingkat SMA/SMK sederajat," kata Ketua Sangga Kerja (Panitia) Barata 2020 Kwarcab Sleman Kak Dinar Fitri Ramdhani.

Pelepasan kegiatan tersebut diawali dengan upacara apel pagi dan melaksanakan etape pertama yang dimulai dari Candi Banyunibo dan akan diakhiri di Watutapak Tebing Breksi, Prambanan.

Pelepasan Barata XXXV secara tatap muka dan dihadiri jajaran pewakilan Andalan Kwartir Cabang Sleman, Dewan Kerja Daerah, Kwartir Daerah Yogyakarta, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia mengatakan peserta kegiatan tersebut, perwakilan Dewan Kerja Ranting se-Kwartir Cabang Sleman. Tercatat setidaknya 22 peserta yang lolos seleksi dan siap mengikuti pengembaraan.

Etape pertama, katanya, diperkirakan menempuh jarak kurang lebih 12 kilometer dengan melewati berbagai cagar budaya di sekitar Kecamatan Prambanan.

Setelah sampai lokasi terakhir etape, peserta akan diarahkan melaksanakan pendirian tenda dan rangkaian kegiatan persaudaraan dengan melukis gerabah serta kegiatan materi yang akan dipandu pihak BPCB Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meskipun kegiatan itu dilaksanakan secara langsung, katanya, akan tetapi seluruh tamu, peserta, dan panitia tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat, salah satunya tes cepat satu minggu sebelum kegiatan.

"'Rapid test' (tes cepat) bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh orang yang akan terlibat secara langsung dalam acara pengembaraan tersebut dalam kondisi sehat dan siap untuk menjalankan rangkaian kegiatan," katanya.

Selain tes cepat, seluruh peserta yang pada sebelumnya mendirikan satu tenda untuk satu pangkalan, saat ini seluruh peserta akan menggunakan satu tenda untuk satu orang.

"Protokol kesehatan lain yang wajib diikuti oleh seluruh peserta, seperti cuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak selama kegiatan," katanya.

Ia mengatakan Barata XXXV mengambil Rute Jelajah Cagar Budaya sebagai sarana untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, nasionalisme, dan menambah keakraban sesama Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega se-Kwartir Cabang Sleman, melalui pengenalan kekayaan cagar budaya di daerahnya.

"Sehingga diharapkan Pramuka mampu menjadi motor sosialisasi pengenalan cagar budaya sesuai dengan jargon 'Kunjungi, Lindungi, dan Lestarikan'," katanya.

Pada etape pertama, peserta akan melakukan pengembaraan mulai dari Candi Banyunibo menuju Candi Barong, Candi Dawangsari, Candi Ijo, beberapa situs kecil di sekitar Shiva Plateu, dan berakhir di Watu Tapak Camphill Tebing Breksi Prambanan.

Pada 30 Desember, peserta melaksanakan jelajah budaya dengan rute sekitar Candi Ijo dan Tebing Breksi untuk mendalami situs-situs yang baru ditemukan. Total perjalanan selama dua hari sejauh 20 Kilometer.

"Terdapat berbagai kegiatan prestasi/kompetisi, kegiatan bakti, kegiatan wawasan, dan kegiatan persaudaraan, untuk kegiatan prestasi tersendiri terdapat enam macam kegiatan, yaitu Video Reportase Cagar Budaya, Scoutpreneur, Mural, Pionering, Yel-yel, dan Video dokumenter Inovasi Pembelajaran Pramuka di Kala Pandemi," katanya.

Kegiatan wawasan dan persaudaraan berisi materi dan praktik yang bekerja sama dengan BPCB DIY dan Komunitas Kandang Kebo. Malam Wirapati bertempat di Watu Tapak Camphill Tebing Breksi pada 30 Desember akan diisi renungan, api unggun dan penampilan kesenian dari peserta, terdapat pula kegiatan "nDog Gludukan" yaitu makan bersama makanan khas Barata Sleman.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024