Gunung Kidul (ANTARA) - Jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata non pantai di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama libur Lebaran 2021 sebanyak 3.064 orang karena masih terpusat di wisata pantai.
"Kunjungan wisatawan lebih dari 90 persen masih terpusat di objek wisata pantai dan wisata buatan yang dikelola investor," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Rabu.
Adapun total kunjungan wisatawan di objek wisata non pantai yang dikelola olah kelompok sadar wisata (pokdarwis) selama lebaran dari Kami (13/5) sampai Minggu (16/5) mencapai 3.064 persen. Pada Kamis (13/5) sebanyak 230 orang, Jumat (14/5) 645 orang. Selanjutnya, Sabtu (15/) sebanyak 824 orang dan Minggu (16/5) sebanyak 1.365 orang.
Ia mengatakan total kunjungan wisatawan yang masuk ke Gunung Kidul selama lebaran mencapai 97.245 orang, sedangkan kunjungan wisata non pantai hanya 3.064 orang.
"Artinya, objek wisata pantai masih menjadi tujuan utama wisatawan dan menjadi wisata unggulan di Gunung Kidul," katanya.
Menurut dia, tingginya kunjungan wisatawan di pantai, karena satu tempat pemungutan retribusi (TPR), wisatawan bisa menikmati 14 objek wisata pantai. Satu wisatawan hanya dikenai retribusi Rp10.000.
"Dengan hanya membayar retribusi Rp10 ribu, wisatawan dapat menikmati 14 objek wisata pantai. Objek wisata pantai memang murah, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," katanya.
Namun demikian, lanjut Harry Sukmoni, Pemkab Gunung Kidul berupaya memperbaiki akses ke destinasi wisata non pantai, selain itu mengajak pengelola desa wisata untuk meningkatkan disertifikasi kawasan wisata. Gunung Kidul sendiri memiliki berbagai keunikan kawasan wisata seperti kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, hingga Kawasan Wisata Gua Pindul.
"Kami juga meningkatkan sarana dan prasana wisata non pantai. Tujuan pengembangan wisata adalah peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Mursidi mengakui saat pandemi memang ada penurunan wisatawan cukup banyak dibandingkan sebelum pandemi. Sebelum pandemi ada 1.500 sampai 2.000 orang per hari, saat pendemi sekitar 250 sampai 300 orang per hari.
"Kawasan wisata seperti Nglanggeran, dan wisata lainnya non pantai berbeda segmen pengunjung dengan kawasan pantai. Sehingga terjadi perbedaan yang mencolok pada jumlah kunjungannya," katanya.