Bantul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dengan Bupati Gunungkidul serta pihak terkait lainnya melepasliarkan 101 tukik di Pantai Wediombo Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, tempat di mana sebelumnya telur penyu sebelum menetas tersebut ditemukan.
Kepala Bidang (Kabid) Kelautan Pesisir dan Perikanan DKP DIY Veronica Voni dalam keterangan di Gunungkidul, Kamis, mengatakan, pelepasliaran tukik ini setelah ditemukan puluhan telur penyu di Pantai Wediombo dan Pantai Nampu Gunungkidul yang kemudian diamankan dan menetas beberapa waktu kemudian.
"Ada caranya untuk melepaskan tukik ini, pertama hadapkan kepala tukik ke tanah dan biarkan mereka berjalan sendiri ke laut, dan hindari memegang atau kontak fisik dengan tukik," kata dia.
Menurut dia, cara tersebut agar tukik tetap dengan nalurinya di mana sebelum memasuki air mereka akan merekam lingkungan sekitarnya, dan sekitar 20 sampai 30 tahun ke depan, mereka akan kembali untuk bertelur lagi.
Tukik yang berusia sekitar satu hari sejak menetas tersebut sengaja dilepas ke laut lepas untuk mencegah habitatnya punah karena populasinya sudah mulai berkurang dan terancam punah.
DKP DIY berharap, pelepasliaran tukik bisa menjadi ajang edukasi dan kampanye lingkungan bagi masyarakat tentang bagaimana cara melindungi penyu dari kepunahan, serta terjaga kelestarian ekosistem di pesisir pantai Gunungkidul.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul Wahid Supriyadi mengatakan ada total 108 telur yang ditemukan di dalam lubang atau sarang di wilayah pesisir pantai Gunungkidul tersebut.
"Saat kita temukan ada satu yang mati di dalam sarang, kemudian kita laporkan ke DKP DIY untuk diamankan di Pantai Pelangi yang ada tempat konservasi penyu, dan akhirnya yang menetas 101 dan sisanya gagal menentas," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat apabila menemukan penyu yang akan bertelur ataupun telur penyu di kawasan pantai Wediombo, Jungwok, dan sekitarnya segera melaporkan agar ditindaklanjuti mengingat wilayah tersebut termasuk dalam area konservasi.
"Apabila masyarakat menemukan atau melihat penyu yang akan bertelur, jangan diganggu, karena pernah ada penyu mau bertelur diganggu dan penyu justru tidak jadi bertelur, karena itu juga mengganggu ekosistem," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan pemerintah daerah saat ini sedang mengkaji sejumlah wilayah pantai yang akan ditetapkan sebagai zona tanpa pembangunan untuk mendukung pelestarian habitat penyu.
Oleh karena itu, pihaknya juga memastikan ke depan kelestarian penyu akan terus dijaga, karena komitmen pelestarian tersebut sudah diatur dalam perundang-undangan yang secara tegas melarang penangkapan penyu.
"Kegiatan ini bisa dikembangkan sebagai wisata berbasis konservasi, melalui kerja sama antara Dinas Pariwisata dan DKP, Gunungkidul saat ini tengah mengkaji kemungkinan destinasi wisata pelepasan tukik secara berkala," katanya.