Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta melarang seluruh sekolah di lima kabupaten/kota membuka operasional kantin untuk mencegah penularan hepatitis akut misterius di kalangan siswa.
"Untuk kantin tetap kami belum mengizinkan dibuka," kata Wakil Kepala Disdikpora DIY Suhirman di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengimbau seluruh sekolah di DIY dapat mengingatkan orang tua siswa untuk membawakan bekal makanan dan minuman dari rumah kepada anak saat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Pakai bekal dulu dan dalam menikmati bekal tidak usah berkerumun," ujar dia.
Baca juga: Dinkes Sleman mengaktifkan tim surveilans antisipasi hepatitis akut
Menurut Suhirman, meski seluruh sekolah di DIY telah nenerapkan PTM secara penuh atau 100 persen, hingga saat ini tidak ada laporan munculnya penularan COVID-19 maupun hepatitis akut misterius di sekolah.
Pembelajaran tatap muka 100 persen, kata dia, telah dimulai di DIY sejak libur Lebaran 2022 usai, seiring melandainya kasus harian COVID-19 serta kesiapan seluruh sekolah.
Namun demikian, mengingat masih dalam masa pandemi, Suhirman memastikan durasi pembelajaran luring tetap dibatasi.
Seluruh lembaga pendidikan juga tetap diminta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, khususnya terkait pemakaian masker, menyediakan alat pengukur suhu tubuh, serta mengaktifkan aplikasi PeduliLindungi.
"Tugas-tugas sekolah masih ada yang melalui daring karena kan belum sehari penuh. Kalau normalnya sampai setengah dua siang, sekarang masuk masih sampai 11.30 atau jam 12.00 WIB," kata dia.
Untuk menangkal potensi penularan hepatitis akut maupun COVID-19, menurut dia, vaksinasi penguat atau dosis ketiga bagi siswa maupun guru bakal kembali digencarkan.
Hingga kini, ia memperkirakan cakupan vaksinasi penguat bagi siswa, khususnya SMA/SMK di DIY masih 10 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua telah mencapai sekitar 97 persen.
"Vaksinasi 'booster' supaya terus berlanjut supaya nanti ketahanan tubuh masing-masing pelaku pendidikan, baik guru, siswa, kemudian TU tetap tahan terhadap hepatitis ini," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menyebutkan hingga 9 Mei 2022 belum menerima laporan adanya kasus hepatitis akut misterius di wilayah DIY.
Meskipun belum ada laporan, Dinkes DIY beserta instansi terkait tetap mengupayakan deteksi dini untuk menemukan gejala hepatitis misterius pada anak dengan menggencarkan komunikasi dengan orang tua, khususnya para ibu.
Menurut Pembajun, penyakit hepatitis yang melanda sejumlah negara itu dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Baca juga: Dinkes Kulon Progo mewaspadai potensi masuknya penyakit hepatitis akut
Baca juga: Gunung Kidul mewaspadai potensi penularan hepatitis akut pada anak
Berita Lainnya
Anak rentan terkena radang telinga tengah
Minggu, 31 Maret 2024 14:32 Wib
Dokter: Pembesaran amandel faktor risiko anak terkena radang telinga
Jumat, 29 Maret 2024 11:36 Wib
Jangan sembarangan beri obat tetes telinga anak
Jumat, 29 Maret 2024 4:33 Wib
Baca, Bantuan korban gagal ginjal akut hingga biaya haji 2024
Kamis, 11 Januari 2024 7:12 Wib
71 persen warga Gaza alami kelaparan akut
Rabu, 20 Desember 2023 11:35 Wib
Jokowi setuju bantu korban gagal ginjal akut
Kamis, 28 September 2023 11:05 Wib
Kekurangan gizi akut, 500 ribu anak di Yaman
Minggu, 28 Mei 2023 1:52 Wib
Risma sebut Kemensos belum miliki anggaran untuk bantuan gagal ginjal akut
Selasa, 21 Maret 2023 9:48 Wib