Lingkungan bersih cegah hepatitis akut
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Kesehatan organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) dr. Maria Adrijanti mendorong orang tua untuk menjaga anak-anak dengan menciptakan lingkungan bersih guna mencegah penularan penyakit hepatitis akut pada anak.
"Penyakit hepatitis akut ini berpotensi menular lewat saluran cerna dan saluran napas, sehingga sangat penting untuk menjaga kebersihan di lingkungan anak, seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir hingga memastikan penggunaan masker pada anak dan menjaga jarak ketika bepergian," kata Maria melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data WHO, penyakit misterius tersebut hingga saat ini ditemukan pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Dia mengatakan dalam rentang usia tersebut, anak-anak masih sangat bergantung pada orang tuanya. Pihaknya meminta para orang tua untuk mewaspadai kasus ini dan segera membawa anak ke layanan kesehatan jika menemukan gejala atau tanda-tanda awal penyakit ini pada anak-anak.
Dalam mencegah penularan penyakit ini, WVI mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mencegah penularan dan langkah penting penanganan hepatitis akut.
WVI merancang materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) digital berupa infografis serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Pihaknya berupaya mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah berbagai penyakit menular, termasuk hepatitis akut melalui program-program sektor kesehatan yang dilakukan secara berkala, di antaranya melalui program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), orang tua belajar bagaimana menyiapkan menu keluarga yang bergizi serta menjaga kebersihan dan keamanan pangan.
Masyarakat juga didorong untuk terbiasa buang air besar (BAB) di WC, membuang tinja balita di WC, membersihkan popok sekali pakai sebelum dibuang di tempat sampah, melakukan pengamanan air minum dan makanan rumah tangga melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Saat ini, WVI juga sedang menjalankan BOKS Project di Jakarta dan Manggarai, NTT yang bertujuan membangun kebiasaan anak usia SD di sekolah dan komunitas untuk aktif bergerak setiap hari lewat kegiatan fisik yang aman dan menyenangkan.
Anak-anak juga mendapat edukasi tentang makanan bergizi seimbang dan keamanan pangan yang perlu diterapkan di sekolah dan di rumah, misalnya membawa bekal makanan dari rumah atau ketika jajan memilih makanan/ minuman yang bersih, telah dimasak, tidak bau tengik dan tidak berbau asam.
Program ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun sejak Oktober 2021 dan menargetkan sekitar 32.400 anak usia 6-11 tahun.
"Penyakit hepatitis akut ini berpotensi menular lewat saluran cerna dan saluran napas, sehingga sangat penting untuk menjaga kebersihan di lingkungan anak, seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir hingga memastikan penggunaan masker pada anak dan menjaga jarak ketika bepergian," kata Maria melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data WHO, penyakit misterius tersebut hingga saat ini ditemukan pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Dia mengatakan dalam rentang usia tersebut, anak-anak masih sangat bergantung pada orang tuanya. Pihaknya meminta para orang tua untuk mewaspadai kasus ini dan segera membawa anak ke layanan kesehatan jika menemukan gejala atau tanda-tanda awal penyakit ini pada anak-anak.
Dalam mencegah penularan penyakit ini, WVI mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mencegah penularan dan langkah penting penanganan hepatitis akut.
WVI merancang materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) digital berupa infografis serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Pihaknya berupaya mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah berbagai penyakit menular, termasuk hepatitis akut melalui program-program sektor kesehatan yang dilakukan secara berkala, di antaranya melalui program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), orang tua belajar bagaimana menyiapkan menu keluarga yang bergizi serta menjaga kebersihan dan keamanan pangan.
Masyarakat juga didorong untuk terbiasa buang air besar (BAB) di WC, membuang tinja balita di WC, membersihkan popok sekali pakai sebelum dibuang di tempat sampah, melakukan pengamanan air minum dan makanan rumah tangga melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Saat ini, WVI juga sedang menjalankan BOKS Project di Jakarta dan Manggarai, NTT yang bertujuan membangun kebiasaan anak usia SD di sekolah dan komunitas untuk aktif bergerak setiap hari lewat kegiatan fisik yang aman dan menyenangkan.
Anak-anak juga mendapat edukasi tentang makanan bergizi seimbang dan keamanan pangan yang perlu diterapkan di sekolah dan di rumah, misalnya membawa bekal makanan dari rumah atau ketika jajan memilih makanan/ minuman yang bersih, telah dimasak, tidak bau tengik dan tidak berbau asam.
Program ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun sejak Oktober 2021 dan menargetkan sekitar 32.400 anak usia 6-11 tahun.