PTM dilakukan dengan hati-hati

id Kemendikbudristek, pandemi COVID-19,PTM, pembelajaran tatap muka

PTM dilakukan dengan hati-hati

Tangkapan layar webinar "Pemulihan Layanan Pendidikan Dampak Pandemi COVID-19" di Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA/Indriani

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal PAUD, Dasar dan Menengah Kemendikbudristek Jumeri mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan secara hati-hati karena masih dalam suasana pandemi.

“Saat ini masih dalam suasana pandemi belum endemi, oleh karenanya kita harus hati-hati dalam mengelola pembelajaran,” ujar Jumeri webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Kehati-hatian tersebut tidak hanya untuk menjaga kesehatan siswa, tetapi juga untuk mencegah terjadinya learning loss atau hilangnya kesempatan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi telah menimbulkan kehilangan pembelajaran dan meningkatkan kesenjangan pembelajaran.

Sebelum pandemi COVID-19, kemajuan belajar selama satu tahun adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Akan tetapi setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas satu berkurang secara signifikan.

“Masing-masing daerah bervariasi tingkat leaning loss-nya, tergantung pada pendampingan orang tua hingga ketersediaan akses internet.” jelas dia lagi.

Jumeri menjelaskan sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk pemulihan layanan pendidikan, diantaranya diterbitkannya enam surat keputusan bersama (SKB) yang disesuaikan dengan dinamika COVID-19.

Terbaru pada SKB pada April, lanjut dia, sejumlah kebijakan diambil pemerintah untuk mendorong PTM secara penuh dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Kerangka umum kebijakan pemulihan pembelajaran yakni mendorong PTM 100 persen, penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran, asesmen nasional, profil, rapor pendidikan, dan perencanaan berbasis data.