PKBM Gunung Kidul wisuda 186 peserta didik Paket C dan B

id PKBM,Paket C,Paket B,Gunung Kidul

PKBM Gunung Kidul wisuda 186 peserta didik Paket C dan B

Lembaga PKBM Kabupaten Gunung Kidul mewisuda peserta didik Paket C dan Paket B. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunung Kidul)

Gunung Kidul (ANTARA) - Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluluskan 186 peserta didik Paket C dan Paket B yang diharapkan meningkatkan indeks pembangunan manusia di wilayah ini.

Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Gunung Kidul Tugino di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan ada 158 peserta didik yang mengikuti wisuda Paket C dan 28 peserta didik mengikuti wisuda Paket B yang usia mereka rata-rata 21 tahun.

“Peserta berumur di bawah 21 tahun jika dipersentase jumlahnya tidak lebih dari 20 persen,” kata Tugino.

Baca juga: PKBM DIY didorong urus akreditasi

Ia mengatakan pendidikan non-formal di Gunung Kidul bukan tanpa kendala. Dikatakan, saat ini hanya peserta didik dengan umur maksimal 21 tahun yang mendapatkan bantuan biaya operasional pendidikan (BOP) dari pemerintah.

“Peserta didik di atas 21 tahun harus mandiri atau mereka membiayai dirinya sendiri untuk mendapatkan pendidikan paket," katanya.

Lebih lanjut, Tugino memaparkan saat ini ada 2.496 peserta didik se-Kabupaten Gunung Kidul yang tidak mendapatkan BOP dari pusat. Jumlah tersebut tersebar di 31 PKBM yang ada di Bumi Handayani ini.

“Kami berharap ada solusi dari Bapak Bupati sebab jumlah lulusan PKBM ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia di Gunung Kidul,” katanya.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengikuti kegiatan Wisuda Siswa Pendidikan Kesejahteraan Paket C (setara SMA), dan paket B (setara SMP) di PKBM Ngudi Kapinteran.

Ia berharap peserta wisuda yang mempunyai kesempatan mengikuti pendidikan untuk mendapatkan ijazah setara SMA dan SMP dapat memanfaatkan ilmunya.

Ia juga berpesan kepada peserta wisuda untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak sehingga mereka dapat menerima pendidikan formal.

“Bapak dan ibu semua tentunya sudah mempunyai pengalaman sehingga saya berharap bisa memberikan pendidikan yang layak kepada anak anak,” harapnya.

Baca juga: Kelas perdana PKBM untuk TKI di Malaysia resmi dibuka