Gunungkidul (ANTARA) - Anggota DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas meminta pihak SD Muhammadiyah Bogor, Playen bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan trauma healing kepada siswa korban atap ambruk untuk mengembalikan kondisi psikis.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Gunungkidul, Jumat, mengatakan pemulihan trauma perlu dilakukan agar kondisi para pelajar, wali, hingga tenaga pengajar bisa normal kembali.
"Hal yang paling penting itu trauma healing bagi anak-anak hingga guru-guru. Sehingga aktivitas pembelajaran bisa kembali dilakukan," kata GKR Hemas saat mengunjungi SD Muhammadiyah Bogor, Playen.
Saat melakukan kunjungan, GKR Hemas melihat langsung lokasi kejadian atap ambruk hingga bertemu dengan para wali pelajar.
Hemas meminta tragedi atap ambruk SD Muhammadiyah Bogor, Playen tersebut menjadi pembelajaran bagi seluruh sekolah. Khususnya agar memperhatikan kondisi bangunan serta meningkatkan kewaspadaan.
Ia berharap kejadian ini tidak membuat para pelajar hingga walinya khawatir terkait keamanan gedung sekolah. Ia menilai kondisi bangunan di DIY, termasuk di Gunungkidul, terbilang aman.
"Jangan sampai kejadian ini kembali terulang," harapnya.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah Bogor, Indah Suryani mengatakan pihaknya melakukan pertemuan dengan para wali pelajar. Terutama pelajar yang jadi korban luka ringan dari kejadian lalu.
Para korban turut mendapatkan santunan yang diberikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Santunan juga diberikan pada korban meninggal dunia, yaitu FA.
Selain itu, yayasan juga memberikan santunan pendidikan bagi adik FA. Sebagai informasi, FA memiliki dua adik yang masih bersekolah.
Kedua adik FA akan diberikan kesempatan untuk bersekolah tanpa biaya alias gratis. Biayanya akan ditanggung penuh oleh yayasan Majelis Pendidikan Muhammadiyah.
"Santunan bagi 11 luka ringan sebesar Rp2,5 juta, untuk yang meninggal dunia sebesar Rp15 juta," kata Indah.