Jenewa (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan sekitar satu juta pengungsi Rohingya di Bangladesh membutuhkan bantuan internasional karena terdampak Topan Mocha dan mungkin diperparah dengan musim hujan yang semakin dekat.
"Jadi di satu sisi, saya ingin mengatakan bahwa bahaya topan ini telah berlalu, tetapi musim topan terus berlanjut dan musim hujan akan segera tiba," kata Wakil Kepala Misi IOM di Bangladesh Nihan Erdogan kepada Anadolu.
“Jadi, bahaya dari alam belum berlalu,” ujar dia, menambahkan.
Erdogan mengatakan musim hujan akan berdampak buruk pada tanah di kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, karena bisa memicu tanah longsor dan banjir.
Warga Rohingya telah bertahun-tahun mengungsi di Bangladesh dan tinggal di bangunan-bangunan rentan yang terbuat dari bambu dan terpal.
"Saya berada di kamp kemarin. Saya sedang memeriksa beberapa tempat penampungan yang rusak. Dan tepat ketika saya di sana, kami mengalami tanah longsor," kata Erdogan.
Erdogan mengatakan badan-badan kemanusiaan di negara itu bekerja sama erat dengan Pemerintah Bangladesh.
“ia mengungkapkan bahwa dana bantuan yang terkumpul sejauh ini hanya sekitar 16-17 persen dari total kebutuhan.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IOM: terdampak Topan Mocha, pengungsi Rohingnya butuh bantuan
Berita Lainnya
Paus Fransiskus serukan penyelidikan atas genosida di Jalur Gaza
Senin, 18 November 2024 9:07 Wib
22 penerbangan internasional rute Bali dibatalkan dampak erupsi Lewotobi
Rabu, 13 November 2024 10:31 Wib
Polri blokir aset senilai Rp36,8 miliar dari jaringan judi daring internasional
Selasa, 12 November 2024 14:25 Wib
FKKMK UGM ajak mahasiswa internasional memperkuat kesehatan masyarakat
Selasa, 5 November 2024 20:06 Wib
Gus Miftah diminta membangun komunikasi internasional terkait toleransi
Selasa, 22 Oktober 2024 14:11 Wib
Barito Putera usung misi bangkit usai masa jeda internasional
Senin, 14 Oktober 2024 14:28 Wib
Menperin sebut RI membawa kesepakatan bisnis 10 juta dolar AS dari MWO Jepang
Jumat, 11 Oktober 2024 21:00 Wib
DPR setujui lima RUU ratifikasi internasional pertahanan
Senin, 30 September 2024 12:03 Wib