Yogyakarta (ANTARA) - Akademisi yang juga Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Kalijaga Eka Sulistyowati menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim, kesadaran lingkungan mulai meningkat di berbagai kalangan masyarakat.
"Dan sebagai kampanye kesadaran lingkungan berbagai jargon sudah dipopulerkan, termasuk jargon 3R yaitu 'Reduce, Reuse, dan Recycle'," kata dia dalam diskusi bertema "Konflik Sosial-Ekologi di Indonesia" di Pantai Goa Cemara Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana keterangan tertulis Humas UIN Yogyakarta di Yogyakarta, Senin.
Namun demikian, kata dia, bagi sebagian ahli ekologi, kampanye 3R sudah tidak cukup untuk menangani permasalahan lingkungan.
"'Reduce dan recycle' dianggap permisif terhadap bertambahnya jumlah sampah. Oleh karenanya, kampanye 3R harus diubah menjadi 'reuse, reuse, reuse'. Dengan pemakaian ulang terus-menerus, persoalan sampah akan bisa dikendalikan," katanya.
Eka yang baru saja menyelesaikan disertasi tentang ekologi di Gunung Kidul, DIY juga, menyebut bahwa persoalan lingkungan yang muncul di antaranya diakibatkan oleh perdebatan antara pertimbangan ekologi dan pertimbangan ekonomi yang tidak pernah selesai.
"Pertimbangan ekonomi yang berorientasi pada kepentingan manusia (antroposentris) acapkali mengalahkan pertimbangan ekologi," katanya.
Dosen mata kuliah Konflik dan Rekonsiliasi Sosial di Prodi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Achmad Uzair mengatakan keadilan yang menjadi prinsip pengambilan kebijakan publik seharusnya juga memasukkan pertimbangan keadilan ekologi.
"Bila masuk sebagai pertimbangan, keadilan ekologi akan mengimbangi dominasi kepentingan ekonomi dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang lebih partisipatoris dan berkelanjutan," katanya.
Diskusi yang diselenggarakan di Pantai Goa Cemara dan diikuti puluhan peserta tersebut, diawali dengan kegiatan aksi bersih pantai sebagai komitmen menjaga ekosistem lingkungan. Dari aksi tersebut, peserta mengumpulkan sampah berasal dari kemasan konsumsi seperti botol, gelas plastik dan sedotan.
Ketua Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muryanti mengatakan aksi bersih sampah pantai diselenggarakan untuk menambahkan kepekaan dan kepedulian mahasiswa dalam menjaga kelestarian lingkungan, terutama di sekitar pantai.
"Kami tidak hanya mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bersifat akademis murni, tetapi juga yang memiliki dimensi pengabdian masyarakat. Di Prodi Sosiologi, kegiatan semacam ini adalah bagian dari program merdeka belajar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi UIN sebut kesadaran lingkungan mulai meningkat di masyarakat
Berita Lainnya
Usai gempa, warga pesisir pantai di Garut, Jabar, mulai beraktivitas
Minggu, 28 April 2024 9:41 Wib
FPRB Kemadang Gunungkidul menggelar simulasi gempa di Pantai Sepanjang
Jumat, 26 April 2024 18:52 Wib
BPBD DIY meningkatkan pencegahan kecelakaan laut di Pantai Selatan
Jumat, 19 April 2024 14:03 Wib
Dispar Bantul ubah tarif retribusi masuk wisata pantai selatan mulai Mei 2024
Kamis, 18 April 2024 13:35 Wib
Tradisi Lomban Kupatan Jepara. Jateng, kenang nilai sejarah-budaya
Rabu, 17 April 2024 18:59 Wib
Pengelola wisata siapkan destinasi gaet wisatawan
Rabu, 17 April 2024 15:36 Wib
Pendapatan pariwisata Bantul selama libur Lebaran capai Rp1,4 miliar
Selasa, 16 April 2024 15:47 Wib
Dispar: Pantai Parangtritis mendominasi kunjungan wisata libur Lebaran
Senin, 15 April 2024 18:43 Wib