Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Abdul Halim Muslih, mengatakan Kirab Bregodo dalam rangka Hari Jadi ke-192 Kabupaten Bantul menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan Bantul yang bersatu atau nyawiji dalam percepatan pembangunan.
"Kirab ini dalam satu rangkaian Hari Jadi Bantul ke-192 dengan tema Nyawiji Bangun Nagari, Resik Lingkungane, Sehat Wargane, dan kirab ini melibatkan seluruh ASN dan non-ASN, bahkan sampai kelurahan, untuk mewujudkan satu komitmen bersama mewujudkan Bantul yang nyawiji," kata Bupati Abdul Halim usai melepas peserta Kirab Bregodo di Lapangan Trirenggo Bantul, Minggu.
Selain Bantul bersatu, kata dia, Kirab Bregodo dengan mengambil rute start Lapangan Trirenggo dan berakhir di simpang empat Pegadaian Bantul, juga sebagai sarana untuk mengajak masyarakat luas agar bersama-sama membangun dan mewujudkan visi misi Kabupaten Bantul.
"Dengan bersama itu pasti kita kuat, kalau kuat capaian program daerah itu semakin dekat dan bisa kita capai," katanya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan melalui kirab ini pula pemkab ingin mengelaborasi salah satu budaya berpakaian, salah satu Budaya Iket, bahwa di Yogyakarta tidak hanya punya blangkon, akan tetapi Iket. Iket ini juga budaya pakaian Sunda bahkan Bali.
"Yogyakarta juga punya Iket, dan ini simbol pakaian untuk bekerja di lapangan, harapannya ASN kita mulai hari ini mulai momentum Hari Jadi ke-192 ini harus lebih banyak ke lapangan supaya lebih jelas melihat fakta-fakta lapangan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat kita," katanya.
Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Bantul Joko Purnomo mengatakan kirab ini kan sebagai salah satu bentuk syukur kepada Sang Pencipta, sekaligus untuk menampilkan potensi-potensi budaya yang ada di lingkungan kelurahan se-Bantul.
"75 kelurahan, 17 kapanewon, Pak Lurah dan Pak Camat mengeluarkan potensi budayanya masing-masing untuk hari ini kita kirabkan," katanya.
Pada momen tersebut bupati dan wabup serta pejabat di lingkungan Pemkab Bantul menggunakan iket sebagai simbol ikatan untuk memperkuat visi Bantul yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan.
"Sehingga ini menjadi bagian penting, filosofinya adalah untuk penguatan semangat, penguatan kinerja, dan kita ikat menjadi satu kesatuan untuk bergerak melangkah bersama mewujudkan Bantul yang Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis," katanya.