Pemkab Gunungkidul revitalisasi telaga untuk penuhi kebutuhan air

id Gunungkidul,Telaga

Pemkab Gunungkidul revitalisasi telaga untuk penuhi kebutuhan air

Talaga di Gunungkidul taburi benih ikan untuk memenuhi protein masyarakat. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (PUPRKP) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengupayakan revitalisasi telaga agar mampu menampung air banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan air untuk ternak dan pertanian saat musim kemarau.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPRKP Gunungkidul Handoko di Gunungkidul, Jumat, mengatakan hasil dari pendataan di Gunungkidul terdapat 359 telaga. Pada saat kemarau, dari 359 telaga sebanyak 344 telaga yang mengering dan yang berfungsi ada 15 telaga.

"Kami sudah melakukan sejumlah program agar telaga dapat fungsi dengan baik. Selain melakukan penambalan di bagian talud yang bocor, juga ada pengerukan," kata Handoko.

Ia mengatakan proses pengerukan tidak dilakukan sendiri karena pelaksanaan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.

"Ada juga beberapa telaga yang setelah dikeruk terus dipasang lapisan geo-membran. Tujuannya agar air tidak terserap ke dalam tanah,” katanya.

Handoko mengatakan telaga yang masih berfungsi dan ada airnya pada musim kemarau seperti Jonge di Kalurahan Pacarejo dan Bembem di Kalurahan Giriasih.

Menurutnya, mengeringnya telaga di Gunungkidul salah satunya karena proses sedimentasi. Adanya pendangkalan membuat kapasitas air menjadi berkurang. Hal ini pun berdampak saat kemarau, banyak yang mengering.

"Terlebih lagi di dalam pemanfaatannya juga untuk pemeliharaan area pertanian, sehingga banyak disedot untuk menyirami tanaman milik petani. Untuk itu perlu adanya revitalisasi telaga," katanya.

Pendiri Komunitas Resan Gunungkidul Edi Padmo mengatakan banyak telaga yang tidak berfungsi dengan sempurna. Kondisi ini harus menjadi perhatian agar telaga tidak menjadi mati.

Menurut dia, sudah ada upaya yang dilakukan komunitas dengan cara melakukan penghijauan di sekitar telaga. Edi mengakui hingga sekarang sudah menanam pohon di lebih di 20 telaga di Gunungkidul.

“Penanaman pohon tidak hanya untuk penghijauan, tapi juga sebagai proses penyimpanan cadangan air. Jadi, dengan penghijauan yang dilakukan, maka maka telaga tetap ada airnya di sepanjang waktu,” katanya.