Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jepang memiliki banyak potensi dan peluang kerja sama dalam bidang farmasi dan alat kesehatan (farmalkes) yang dapat dijajaki, menurut Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi.
“Nilai industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia diprediksi mencapai lebih dari USD 6 miliar pada tahun 2026, sedangkan nilai pasar farmalkes Jepang yang bisa diakses akan mencapai USD 70 miliar,” kata Heri dalam keterangan tertulis KJRI Osaka yang diterima di Jakarta, Jumat (6/10).
Heri menyampaikan gambaran itu dalam acara pembukaan Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan Indonesia-Jepang yang kedua (the 2nd Indonesia – Japan Pharmaceutical & Medical Devices Business Forum/PMDBF II) yang diselenggarakan di Osaka, Jepang, Kamis (5/10).
Sebagai salah satu hasil penting dari forum bisnis tersebut, nota kesepahaman (MoU) kerja sama ditandatangani oleh PT Graha Tekno Medika (GTM) dan PT Horiba Indonesia.
“Kegiatan PMDBF sangat bermanfaat menghubungkan mitra antara kedua negara. MoU yang ditandatangani hari ini tidak terlepas dari keikutsertaan kami pada bisnis forum yang pertama,” kata Marketing Manager PT Horiba Indonesia Junpei Hashimoto.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia sedang melakukan transformasi kesehatan nasional yaitu dengan meningkatkan ketahanan di sektor farmasi dan alat kesehatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia, Jepang punya banyak peluang kerja sama di bidang farmalkes