Penyelenggara harus antisipasi korban petugas Pemilu 2024

id jusuf kalla,mantan wapres,bawaslu,kpu,badan adhoc,jk,pemilu 2024

Penyelenggara harus antisipasi korban petugas Pemilu 2024

Wakil Presiden periode 2004–2009 dan periode 2014–2019 Muhammad Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam dialog "Publik Pemilu untuk Siapa? Rakyat dan Negara di Mana?" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (14/10/2023). ANTARA/Cahya Sari

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) meminta penyelenggara pemilu mengantisipasi potensi meningkatkan korban jiwa akibat kelelahan yang dialami petugas dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

“Pemilu Indonesia adalah salah satu yang paling ribet di dunia, jadi yang korban akhirnya panitia pemilu. Tahun lalu sekitar 800 petugas pemilu meninggal karena kelelahan,” kata JK di Jakarta, Sabtu.

Jusuf Kalla mengatakan di tahun 2024, masyarakat Indonesia dihadapkan dengan pemilu serentak yakni pemilihan DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR RI, DPD RI, dan presiden-wakil presiden.

"Saya kira ini lebih panjang lagi tahun ini, bayangkan kalau legislatifnya 24 partai rata-rata calonnya 10, sudah 240 nama di depan kita, lalu dikali tiga, ditambah presiden. Pemilihan presiden paling gampang,” ujarnya.

Menurut dia, selain banyaknya calon yang akan dipilih, sistem pemilu yang masih menggunakan cara konvensional juga menjadi faktor rumitnya pekerjaan yang harus dihadapi oleh petugas badan ad hoc.

“Pemilu Indonesia paling ribet dan kuno masih menggunakan paku untuk mencoblos. Hanya dua negara di dunia yang masih mencoblos pakai paku, satunya lagi negara di Afrika,” ujar JK.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: JK: Penyelenggara perlu antisipasi peningkatan korban petugas pemilu