Prisia Nasution kerjakan "Melukis Luka"
Jakarta (ANTARA) - Aktris Prisia Nasution berhasil debut sebagai sutradara dalam film panjang “Melukis Luka”, sebuah film yang membahas tragedi 1998 dan akan ditayangkan dalam festival film “Jakarta World Cinema Week” pada tanggal 11 - 18 November 2023.
“Kenapa mau bikin film, itu sebenarnya karena hobi jalan-jalan, blusukan di Jakarta, di Glodok ini,” kata Prisia Nasution saat ditemui di konferensi pers “Jakarta World Cinema Week” di Jakarta Pusat, Kamis.
Prisia Nasution suatu hari sedang mengunjungi kawasan Glodok, Jakarta Barat. Dia berkontemplasi, ingin menggali lebih dalam cerita di balik kawasan yang sebagian besar dihuni masyarakat keturunan Tionghoa tersebut.
“Pas masuk ke dalam, ternyata, kok, makin melihat banyak luka di dalam situ, banyak gedung dan rumah yang dulunya pasti bagus, tapi, kok, tempatnya sudah usang, apakah ini erat kaitannya dengan tragedi masa lalu (tragedi tahun 1998),” kata Pia, panggilan Prisia Nasution.
Dari pemikirannya itulah, Pia mulai mencari tahu lebih banyak seputar tragedi tahun 1998 yang cukup banyak melibatkan etnis Tionghoa. Buah pemikirannya akhirnya dia visualisasikan melalui sebuah film fiksi berjudul “Melukis Luka” yang masih bernapaskan sejarah masa lampau dan cukup lekat di kalangan masyarakat Indonesia.
Pia pun berhasil merampungkan film panjang debutnya itu bersama rumah produksi Falcon Pictures dan menggandeng sejumlah aktor dan aktris Tanah Air, yakni Bio One dan Rachel Amanda sebagai pemeran utama di dalamnya. Kini, film tersebut akan ditayangkan dalam festival film “Jakarta World Cinema Week” pada bulan November mendatang.
Meskipun Pia mengawali kariernya sebagai aktris dan hingga kini masih aktif di sana, dia mengaku keterlibatannya sebagai sutradara dalam sebuah proyek film merupakan pengalaman yang menarik dan memiliki kesulitan tersendiri dibandingkan saat berakting.
“Sebenarnya, ini (film ‘Melukis Luka’) udah karya ke sekian, sebelumnya ada dua yang bentuknya web series,” kata istri dari aktor Iedil Putra tersebut.
“Kenapa mau bikin film, itu sebenarnya karena hobi jalan-jalan, blusukan di Jakarta, di Glodok ini,” kata Prisia Nasution saat ditemui di konferensi pers “Jakarta World Cinema Week” di Jakarta Pusat, Kamis.
Prisia Nasution suatu hari sedang mengunjungi kawasan Glodok, Jakarta Barat. Dia berkontemplasi, ingin menggali lebih dalam cerita di balik kawasan yang sebagian besar dihuni masyarakat keturunan Tionghoa tersebut.
“Pas masuk ke dalam, ternyata, kok, makin melihat banyak luka di dalam situ, banyak gedung dan rumah yang dulunya pasti bagus, tapi, kok, tempatnya sudah usang, apakah ini erat kaitannya dengan tragedi masa lalu (tragedi tahun 1998),” kata Pia, panggilan Prisia Nasution.
Dari pemikirannya itulah, Pia mulai mencari tahu lebih banyak seputar tragedi tahun 1998 yang cukup banyak melibatkan etnis Tionghoa. Buah pemikirannya akhirnya dia visualisasikan melalui sebuah film fiksi berjudul “Melukis Luka” yang masih bernapaskan sejarah masa lampau dan cukup lekat di kalangan masyarakat Indonesia.
Pia pun berhasil merampungkan film panjang debutnya itu bersama rumah produksi Falcon Pictures dan menggandeng sejumlah aktor dan aktris Tanah Air, yakni Bio One dan Rachel Amanda sebagai pemeran utama di dalamnya. Kini, film tersebut akan ditayangkan dalam festival film “Jakarta World Cinema Week” pada bulan November mendatang.
Meskipun Pia mengawali kariernya sebagai aktris dan hingga kini masih aktif di sana, dia mengaku keterlibatannya sebagai sutradara dalam sebuah proyek film merupakan pengalaman yang menarik dan memiliki kesulitan tersendiri dibandingkan saat berakting.
“Sebenarnya, ini (film ‘Melukis Luka’) udah karya ke sekian, sebelumnya ada dua yang bentuknya web series,” kata istri dari aktor Iedil Putra tersebut.