Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan hingga sekarang belum ada rencana penebaran nyamuk Wolbachia untuk penanggulangan penyakit demam berdarah dengue, karena kasus di wilayah tersebut bisa ditangani dan diantisipasi.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Jumat, mengatakan hingga akhir Oktober 2023, warga terjangkit ada 140 kasus dengan korban meninggal dunia satu orang.
Jumlah ini lebih sedikit ketimbang kejadian di 2022 yang mencapai 449 kasus dengan korban meninggal tiga orang.
"Adapun tren kasus penyebaran DBD di Gunungkidul di 2023, cenderung menurun dibandingkan penyebaran di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, tidak perlu adanya pelepasan nyamuk Wolbachia," kata Dewi.
Ia mengatakan langkahnya menyebarkan nyamuk wolbachia untuk melumpuhkan virus dengue yang menyebabkan DBD. Teknik ini sudah diterapkan di beberapa daerah di DIY, seperti Bantul dan Sleman.
Meski demikian, ia memastikan di Gunungkidul belum ada rencana penyebaran benih nyamuk jenis ini.
“Sejak beberapa tahun lalu ada cara baru untuk pencegahan penyakit DBD. Kami optimistis, kasus DBD di Gunungkidul dapat dikendalikan dengan cara yang dilakukan masyarakat," katanya.
Meski demikian, ia memastikan untuk upaya pencegahan akan terus dilakukan. Dia tidak menampik masyarakat sudah paham dengan penanggulangan seperti menguras bak air secara berkala, mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang nyamuk atau menutup bak tempat air.
Penyebaran DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat diminta terus menjaga pola hidup bersih sehat dan rajin berolahraga.
“Dengan daya tahan tubuh tetap kuat, maka potensi terserang penyakit juga semakin kecil,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis, Dinas Kesehatan Gunungkidul Yuyun Ika Pratiwi mengatakan tren penyebaran DBD di tahun ini cenderung menurun. Hal tersebut terlihat dari data penyebaran kasus.
Meski demikian, ia mengakui potensi peningkatan kasus sangat mungkin terjadi saat musim hujan. Untuk itu, ia minta masyarakat tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini dengan melakukan berbagai pencegahan.
“Pencegahan sangat butuh partisipasi dari masyarakat agar hasilnya bisa lebih dioptimalkan,” katanya.
Yuyun menambahkan secara teori nyamuk akan berkembang biak secara pesat di musim hujan, karena medianya lebih banyak tersedia ketimbang saat kemarau.
"Jadi, sangat mungkin ada potensi peningkatan kasus karena memang penyebaran DBD, termasuk penyakit musiman, khususnya banyak menjangkit saat musim hujan,” katanya.
Berita Lainnya
Satgas Saber Pungli Gunungkidul persiapkan tiga rencana aksi
Jumat, 20 September 2024 20:07 Wib
Disdik Gunungkidul salurkan "Gunungkidul Cerdas" kurangi angka putus sekolah
Jumat, 20 September 2024 20:06 Wib
Gunungkidul gelar "Memetri Jaladri" tingkatkan konsumsi ikan
Jumat, 20 September 2024 13:03 Wib
DPP Gunungkidul imbau petani segera olah lahan pertanian
Jumat, 20 September 2024 11:30 Wib
Nelayan Gunungkidul sabet hasil tangkapan tertinggi
Jumat, 20 September 2024 3:43 Wib
Ganeksa Bhumikarta sabet gelar juara putra Kejurkab Voli Gunungkidul
Kamis, 19 September 2024 21:32 Wib
DKP Gunungkidul anggarkan Rp39,5 juta untuk perbaikan pabrik es nelayan
Kamis, 19 September 2024 9:10 Wib
Kesbangpol Gunungkidul gelar Sekolah Penggerak Kerukunan memperkuat NKRI
Rabu, 18 September 2024 17:38 Wib