Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta PDAM Tirta Handayani mulai menggunakan energi baru terbarukan dalam pengelolaan distribusi air untuk mengurangi beban pajak yang ditanggung.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Kamis, mengatakan beban pajak PDAM Tirta Handayani cukup tinggi sehingga perlu inovasi penggunaan energi baru terbarukan untuk penggunaan listrik dan lainnya.
"Dengan demikian pajak yang dikeluarkan PDAM tidak terlalu besar dan akan berdampak pada kesejahteraan pegawai dan masyarakat. Hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan pegawai. Selain itu biaya yang dikeluarkan masyarakat dapat stabil atau tidak naik," kata Sunaryanta.
Ia mengatakan saat ini total pelanggan PDAM sebanyak 60.553 sambungan rumah (SR). PDAM Tirta Handayani diharapkan menjadi perusahaan daerah yang mampu memahami kebutuhan masyarakat utamanya dalam penanganan air bersih. Saat ini sambungan rumah dikatakan sudah mencapai 89 persen.
"Proyeksi 2024 akan mampu meningkat hingga 90 persen lebih sesuai dengan standar nasional pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan optimalisasi pengangkatan air bersih pada 2023 di Gunungkidul mencapai Rp80 miliar. Pertama optimalisasi Seropan dengan anggaran Rp50 miliar dan Ngobaran Rp30 miliar.
"Ini akan berlanjut 2024 reservoir Kanigoro akan digelontor Rp30 miliar dan 2025 pembangunan IKK Tanjungsari Rp120 miliar," katanya.
Direktur PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharto mengatakan pihaknya membuat logo baru yang mencerminkan nilai-nilai inti perusahaan, sekaligus sebagai bentuk merefleksikan visi dan misi perusahaan untuk menghadirkan pelayanan air berkualitas dan inovatif bagi masyarakat.
"Logo PDAM Tirta Handayani yang baru terbentuk dari lima elemen utama, yakni kemakmuran, kesetiaan, loyalitas, berkarakter dan dan profesional," katanya.