Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjalankan upaya terintegrasi untuk mengatasi stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Selasa, menyampaikan bahwa program intervensi untuk menanggulangi stunting mencakup upaya kesehatan dan non-kesehatan.
Menurut dia, program penanggulangan stunting di bidang kesehatan meliputi pemberian makanan tambahan, pencegahan anemia pada remaja putri dan ibu hamil, pendidikan kesehatan remaja, pemberian tablet tambah darah dan pelaksanaan aksi bergizi bagi remaja, serta peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi pada ibu dan anak.
Upaya pencegahan stunting juga mencakup pengukuran tinggi dan berat badan untuk memantau pertumbuhan anak balita sekaligus mendeteksi indikasi stunting.
"Akurasi pengukuran berat dan tinggi badan cukup penting untuk penanganan stunting," kata Dewi.
Program pencegahan stunting bidang non-kesehatan meliputi sosialisasi upaya untuk mewujudkan rumah sehat serta perbaikan sarana sanitasi dan penyediaan air bersih hingga pencegahan pernikahan pada usia dini.
"Keberhasilan penanganan stunting 70 persen ada di sektor non-kesehatan, seperti pencegahan nikah usia muda, penurunan angka perceraian, perbaikan ekonomi, peningkatan pendidikan, ketersediaan pangan, rumah sehat, perbaikan sanitasi. Hal ini yang kami laksanakan," kata Dewi.
Menurut data Dinas Kesehatan Gunungkidul pada semester I tahun 2023 ada 4.700 kasus stunting (15, 79 persen) di 18 kapanewon atau kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Kasus stunting paling banyak ditemukan di Kapanewon Paliyan (285 kasus) dan paling sedikit di Kapanewon Purwosari (43 kasus).
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya menurunkan angka kasus stunting di wilayahnya menjadi 14 persen pada 2024 sesuai dengan target dari pemerintah pusat.
Sementara itu, anggota DPRD Gunungkidul Ery Agustin mengemukakan bahwa pelayanan gizi berperan penting dalam upaya penurunan kasus stunting.
"Kami mendukung prevalensi stunting hasil dari pengukuran status gizi balita dipublikasikan, sehingga dapat digunakan menjadi dasar penyusunan secara lebih detail kegiatan terkait stunting," katanya.
Dia juga menyampaikan pentingnya edukasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi anak dan remaja dalam upaya penurunan stunting pada anak.
Berita Lainnya
KPU Gunungkidul: Calon perseorangan harus mendapat dukungan 45.987 KTP
Rabu, 1 Mei 2024 21:38 Wib
Pemkab Gunungkidul membentuk Kampung Siaga Bencana Ngeposari
Rabu, 1 Mei 2024 19:59 Wib
Pelaku UMKM Gunungkidul didorong menjual produk manfaatkan teknologi
Senin, 29 April 2024 16:29 Wib
Pemkab Gunungkidul memfasilitasi perangkat kalurahan BPJS Ketenagakerjaan
Senin, 29 April 2024 15:14 Wib
SRI Baron Gunungkidul menangani sembilan wisatawan tersengat ubur-ubur
Minggu, 28 April 2024 20:04 Wib
FPRB Kemadang Gunungkidul menggelar simulasi gempa di Pantai Sepanjang
Jumat, 26 April 2024 18:52 Wib
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
Dispora Gunungkidul melatih 50 anak muda jadi barista
Kamis, 25 April 2024 14:41 Wib