Mahasiswa ITS kembangkan inovasi biosensor

id mahasiswa its,biosensor,gangguan neurologis,NeuroCube,kampus surabaya

Mahasiswa ITS kembangkan inovasi biosensor

Annisa Septyana Ningrum saat melakukan simulasi alat NeuroCube, inovasi biosensor berbasis machine learning. (ANTARA/HO-Humas ITS)

Surabaya (ANTARA) - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan inovasi alat pendeteksi Rapid Diagnostic Microfluidic Biosensor bernama NeuroCube yang mampu mendeteksi gangguan neurologis atau gangguan pada sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.

"NeuroCube ini juga didukung oleh teknologi machine learning yang semakin inovatif," kata Ketua Tim Mahasiswa dari Program Studi S2 Departemen Teknik Fisika ITS Annisa Septyana Ningrum dalam keterangan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Annisa mengatakan ide pengembangan biosensor berawal dari kesadaran meningkatnya kasus gangguan mental di kalangan mahasiswa. Selain itu ia juga menyadari danya kompleksitas diagnosis penyakit mental dan kecenderungan pasien yang menjawab tidak sesuai dengan kondisinya ketika menemui psikolog.

Lebih lanjut ia menjelaskan biosensor terinspirasi dari konsep kertas lakmus yang dapat berubah warna saat bereaksi dengan asam atau basa. Konsep tersebut kemudian diaplikasikan pada senyawa neurotransmiter, seperti dopamin, glutamat, dan Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen (NADH) dalam sampel urine.

Dari sampel yang telah didapat tersebut akan terjadi perubahan warna yang dapat memberikan indikasi tingkat konsentrasi senyawa yang mampu mendeteksi enam gangguan neurologis.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahasiswa ITS kembangkan inovasi biosensor deteksi gangguan neurologis