Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil sampel darah ternak yang mati di Dusun Kayoman, Kelurahan Serut, diduga antraks untuk diuji laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari di Gunungkidul, Sabtu, mengatakan pihaknya mendapat informasi seekor sapi dan dua kambing milik warga berinisial S itu, mati pada Kamis (7/3).
"Kami sudah menindaklanjuti dengan menerjunkan tim untuk melakukan investigasi dan mengambil sampel darah untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates," kata dia.
Berdasarkan keterangan warga, sapi milik S pada Kamis (7/3) mati. Oleh yang bersangkutan dan warga disembelih, namun tidak dikonsumsi melainkan langsung dikubur.
Sapi itu mati Kamis (7/3) dinihari, sedangkan satu kambing mati pada siang harinya dan langsung disembelih untuk kemudian dikubur.
"Masih ada tiga ekor kambing kemudian diselamatkan di rumah saudaranya, tapi ternyata satu kambing lagi mati. Jadi tanggal 7 Maret ada satu sapi dan tiga kambing milik S yang mati," katanya.
Ia menduga empat hewan ternak mati terkena antraks, sedangkan untuk membuktikan hal itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul mengambil sampel darah ternak tersebut.
"Baru dugaan. Nanti kita buktikan melalui uji laboratorium," katanya.
Petugas juga telah menyemprotkan cairan formalin di lokasi penyembelihan dan pengulitan hewan ternak yang mati. Lalu lintas keluar masuk ternak juga diimbau dibatasi di dusun itu.
Asupan vitamin serta antibiotik tambahan juga diberikan kepada para ternak di daerah itu, sedangkan 12 hari selanjutnya akan dilaksanakan vaksinasi hewan ternak.
"Untuk sementara ternak jangan dikeluarkan dulu di lokasi tersebut," katanya.
Hasil penelusuran pihaknya, S pada 24 Februari membawa potongan daging milik warga Sleman berinisial W.
"Saya tidak tahu (rincinya), hanya dibawanya posisinya kambingnya sudah mati. Saya tidak tahu sistemnya dibeli atau dikasihkan," kata Wibawanti.
Potongan daging itu dikuliti di rumah S dan selanjutnya dikonsumsi.
"Saat ini S juga tengah dirawat di rumah sakit. Namun soal kondisi S secara klinis, kami tidak bisa menjelaskannya, karena bukan ranah kami," katanya.
Berita Lainnya
Dinkes Gunungkidul imbau masyarakat mewaspadai DBD
Kamis, 28 November 2024 16:31 Wib
Bawaslu Gunungkidul memetakan potensi TPS rawan pada Pilkada 2024
Jumat, 22 November 2024 23:38 Wib
Endress+Hauser dan Sarihusada serah terimakan Program WASH kepada warga Kalurahan Giricahyo Gunungkidul
Jumat, 22 November 2024 23:20 Wib
Pemkab Gunungkidul catat serapan pupuk bersubsidi urea sebanyak 7.434,04 ton
Kamis, 14 November 2024 12:26 Wib
Peneliti UGM sebut temuan gua di Gunungkidul tak bahayakan JJLS
Kamis, 14 November 2024 10:28 Wib
Gunungkidul berlakukan E-Ticketing untuk masuk objek wisata
Kamis, 14 November 2024 8:46 Wib
Dinsos Gunungkidul salurkan bantuan tunai DBHCHT kepada 896 penerima
Selasa, 12 November 2024 13:33 Wib
Peneliti UGM sebut gua di JJLS punya ornamen terbaik di Gunungkidul
Senin, 11 November 2024 18:53 Wib